Dahulu kala ada 2 orang kakak beradik. Ketika ayahnya meninggal
sebelumnya berpesan dua hal: - Pertama :Jangan pernah
menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadamu, - Kedua: Jika
mereka pergi dari rumah ke toko jangan sampai mukanya
terkena sinar matahari.
Waktu berjalan terus. Dan kenyataan terjadi, bahwa beberapa tahun
setelah ayahnya meninggal anak yang sulung bertambah kaya
sedang yang bungsu menjadi semakin miskin. Ibunya yang masih hidup
menanyakan hal itu kepada mereka. Jawab anak yang
bungsu: "Ini karena saya mengikuti pesan ayah. Ayah berpesan bahwa saya
tidak boleh menagih hutang kepada orang yang
berhutang kepadaku, akibatnya modalku susut karena orang yang berhutang
kepadaku tidak membayar sementara aku tidak boleh
menagih". "Juga Ayah berpesan supaya kalau saya pergi atau pulang dari
rumah ke toko dan sebaliknya tidak boleh terkena sinar
matahari. Akibatnya saya harus naik becak atau andong, padahal
sebetulnya saya bisa berjalan kaki saja, tetapi karena pesan ayah
itu, akibatnya pengeluaranku bertambah banyak".
Kepada anak yang sulung yang bertambah kaya, ibupun bertanya hal yang
sama. Jawab anak sulung: "Ini semua adalah karena
saya mentaati pesan ayah. Karena Ayah berpesan supaya saya tidak menagih
kepada orang yang berhutang kepada saya, maka
saya tidak pernah menghutangkan sehingga dengan demikian modal tidak
susut". "Juga Ayah berpesan agar supaya jika saya
berangkat ke toko atau pulang dari toko tidak boleh terkena sinar
matahari, maka saya berangkat ke toko sebelum matahari terbit
dan pulang sesudah matahari terbenam. Karenanya toko saya buka sebelum
toko lain buka, dan tutup jauh sesudah toko yang lain
tutup." "Sehingga karena kebiasaan itu, orang menjadi tahu dan tokoku
menjadi laris ,karena mempunyai jam kerja lebih lama".
sebelumnya berpesan dua hal: - Pertama :Jangan pernah
menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadamu, - Kedua: Jika
mereka pergi dari rumah ke toko jangan sampai mukanya
terkena sinar matahari.
Waktu berjalan terus. Dan kenyataan terjadi, bahwa beberapa tahun
setelah ayahnya meninggal anak yang sulung bertambah kaya
sedang yang bungsu menjadi semakin miskin. Ibunya yang masih hidup
menanyakan hal itu kepada mereka. Jawab anak yang
bungsu: "Ini karena saya mengikuti pesan ayah. Ayah berpesan bahwa saya
tidak boleh menagih hutang kepada orang yang
berhutang kepadaku, akibatnya modalku susut karena orang yang berhutang
kepadaku tidak membayar sementara aku tidak boleh
menagih". "Juga Ayah berpesan supaya kalau saya pergi atau pulang dari
rumah ke toko dan sebaliknya tidak boleh terkena sinar
matahari. Akibatnya saya harus naik becak atau andong, padahal
sebetulnya saya bisa berjalan kaki saja, tetapi karena pesan ayah
itu, akibatnya pengeluaranku bertambah banyak".
Kepada anak yang sulung yang bertambah kaya, ibupun bertanya hal yang
sama. Jawab anak sulung: "Ini semua adalah karena
saya mentaati pesan ayah. Karena Ayah berpesan supaya saya tidak menagih
kepada orang yang berhutang kepada saya, maka
saya tidak pernah menghutangkan sehingga dengan demikian modal tidak
susut". "Juga Ayah berpesan agar supaya jika saya
berangkat ke toko atau pulang dari toko tidak boleh terkena sinar
matahari, maka saya berangkat ke toko sebelum matahari terbit
dan pulang sesudah matahari terbenam. Karenanya toko saya buka sebelum
toko lain buka, dan tutup jauh sesudah toko yang lain
tutup." "Sehingga karena kebiasaan itu, orang menjadi tahu dan tokoku
menjadi laris ,karena mempunyai jam kerja lebih lama".
Kisah diatas menujukkan kepada kita bagaimana cara seseorang menanggapi sesuatu yang sama akan memberikan dampak yang jauh berbeda. Karena dalam hal ini yang bermain adalah persepsi,
Si Bungsu, menelan mentah-mentah informasi yang dipaparkan ke dirinya sementara
Si Sulung, memproses informasi tersebut.
apa yang membuat cara mereka berbeda ?
Persepi.... Persepsi seorang bungsu adalah bahwa hutang itu boleh dan dia tidak seharusnya menagih apabila ada yang berhutang
sementara.... Persepsi seorang sulung adalah bahwa agar dia tidak perlu menagih, maka dia tidak membolehkan adanya hutang !
Hal yang sederhana sekali tapi memberikan outcomes yang berbeda apabila ditanggapi secara salah.
Intinya adalah kebanyakan hal biasa dapat saja menjadi luar biasa kalau ditanggapi dan dilakukan dengan cara yang luar biasa
sebaliknya, menjadi luar binasa kalau dilakukan dengan cara yang salah !
Dalam hubungan pribadi, Inti cerita ini seringkali terjadi dalam keseharian kita tanpa kita sadari, yang mana memunculkan kesalahpahaman. Karena masing-masing saling menanggapi dengan ego masing-masing ataupun keengganan untuk berpikir secara lateral.
Misalkan
Rina mengatakan Dina langsing .
padahal waktu itu mood Dina sedang jelek-jeleknya dan belum berhasil turunin berat badannya
maka Dina, karena sedang mood jelek jadi bawaannya berpikiran negatif melulu, dikirain meledek. (padahal maksud Rina memuji)
akhirnya Dina pun bete sendiri dan mencuekkan temannya karena dirasa telah menyinggungnya
Disinilah hal-hal sepele kemudian menjadi besar karena salah paham
Jadi sangat penting sekali memanage diri sendiri dalam menanggapi informasi yang datang kepada kita secara matang daripada menelan mentah-mentah-mentah suatu informasi yang datang kepada kita.