Suatu kali saya membaca tentang topik "E-mail dan Manusia Super" dari Kompas cetak. Hal ini mengingatkan pengalaman yang saya alami dengan e-mail.
Berbicara tentang pentingnya email memang terkadang seperti pisau bermata dua. Di satu sisi, mungkin bagi perusahaan dengan pekerja yang sudah terjamah oleh teknologi informasi dan tidak bisa melepaskan diri dari kepentingan urusan surat-menyurat online. Seringkali e-mail itu urgensinya tidak tinggi namun kita sudah terbiasa untuk menjawab email tersebut. Sehingga dalam kompas dipaparkan bahwa hal ini menjadi dillema. Apakah mengecek dan membalas email setiap hari itu adalah bermanfaat atau tidak ? jika email dipergunakan secara benar maka manfaat yang kita dapat bisa sangat besar, kita dapat mengirimkan informasi, surat ataupun sekedar artikel kepada orang lain di belahan dunia lain dalam waktu sigkat dan sekejap. Namun buruknya, email seringkali menjadi bagian dari pergaulan kita secara online dan kadang-kadang dapat mengurangi profesionalitas kita dalam bekerja karena menghentikan aktivitas sebentar untuk mengecek email, yang mungkin dari rekanan ataupun kerabat kita. Persoalan akan hal ini mungkin dihindari dengan membagi email untuk urusan profesional dan pribadi namun, manusia kebanyakan cenderung pragmatis dan menggunakan sekadar 1 jenis email saja agar tidak perlu mengingat-ingat email yang lainnya, belum lagi gempuran spamming email yang dilakukan spammer yang cukup "menggangu" kenyamana kita ber-email ria. Beberapa menggunakan outlook ataupun thunderbird dalam mengorganisir email, tapi hal ini terkadang bisa dianggap "repot" karena harus me-launch software lagi. Bagi pengguna awam yang cenderung membutuhkan kemudahan, membuka email dari browser saja sudah cukup.
Di sisi lain, e-mail terkadang memberikan informasi yang sepele sekali namun berguna. Bisa saja cerita yang menghibur hati, memotivasi dan sekadar pemberitahuan akan peringatan tentang hal-hal buruk yang menimpa seseorang dan dia menyebarkannya lewat email agar orang-orang lain tidak mengulangi kesalahan yang sama, ataupun informasi seminar yang mungkin saja membuat kita tertarik untuk mengikutinya, menambah wawasan kita.
Saya pernah mendapatkan e-mail yang berisi motivasi dari seorang teman di kala senggang dan iseng mengecek email saya . Walaupun hanya forward saja, dan yang menjadi point penting dari ini adalah hal ini mengubah seluruh pandangan hidup saya. Di kala sedang merasa bahwa hidup saya berantakan, dengan nilai akademis yang payah karena tidak bersunguh-sunguh dalam kuliah. Saya mulai bangkit dan ingin sekali mengulang sejarah dalam hidup saya. Sebagai seorang achiever, saya mengejar nilai yang kelihatannya sudah "no hope" lagi. Saya tidak berputus asa karena hal ini. Bayangkan, hanya karena hal kecil yang mungkin tidak terpikirkan oleh kita dapat saja begitu powerfull mengubah pemikiran kita.
dan kutipan terakhir dari email tersebut adalah :
"You've got to find what you love"
berbekal ini saya mencari apakah yang saya sukai, dan saya memfokuskan diri pada hal tersebut. Berharap bahwa suatu hari hal ini akan menjadi kompetensi tambahan bagi saya ketika memasuki dunia nyata, sebagai praktisi dan bukan sebagai seorang pelajar lagi.
Saturday, July 19, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment