Friday, December 12, 2008

Kopi Asin Rasa Cinta

Friday, December 12, 2008 0
Seorang pria bertemu dengan seorang gadis di sebuah pesta, si gadis
tampil luar biasa cantiknya, banyak lelaki yang mencoba mengejar si
gadis. Sedangkan si pria sebetulnya tampil biasa saja dan tak ada yang
begitu
memperhatikan dia, tapi pada saat pesta selesai dia memberanikan
diri mengajak si gadis untuk sekedar mencari minuman hangat. si gadis
agak terkejut, tapi karena kesopanan si pria itu, si gadis mengiyakan
ajakannya.
Dan mereka berdua akhirnya duduk di sebuah coffee shop, tapi si pria
sangat gugup untuk berkata apa-apa suasana hening ini berlangsung cukup
lama, dan akhirnya si gadis mulai merasa tidak nyaman dan berkata, "Kita
pulang aja yuk...?!?".
Namun tiba-tiba si pria meminta sesuatu pada sang pramusaji, "Bisa minta
garam buat kopi saya?" Semua orang yang mendengar memandang dengan heran
ke arah si pria, aneh sekali!!. Wajahnya berubah merah, tapi tetap saja
dia memasukkan garam tersebut ke dalam kopinya dan meminumnya.
Si gadis dengan penasaran bertanya, "Kenapa kamu bisa punya hobi seperti
ini?", si pria menjawab, "Ketika saya kecil, saya tinggal di daerah
pantai dekat laut, saya suka bermain di laut, saya
dapat merasakan
rasanya laut, asin dan sedikit menggigit, sama seperti kopi asin ini.
Dan setiap saya minum kopi asin, saya selalu ingat masa kanak-kanak
saya, ingat kampung halaman, saya sangat rindu kampung halaman saya,
saya kangen kepada orang tua saya yang masih tinggal di sana."
Begitu berkata kalimat terakhir, mata si pria mulai berkaca-kaca, dan si
gadis sangat tersentuh akan perasaan tulus dari ucapan pria di
hadapannya itu. Si gadis berpikir bila seorang pria dapat bercerita
bahwa ia rindu kampung halamannya, pasti pria itu mencintai rumahnya,
perduli akan rumahnya dan mempunyai tanggung jawab terhadap rumahnya.
Kemudian si gadis juga mulai berbicara, bercerita juga tentang kampung
halamannya nun jauh di sana, masa kecilnya, dan keluarganya. Suasana
kaku langsung berubah menjadi sebuah perbincangan yang hangat juga
akhirnya menjadi sebuah awal yang indah dalam cerita mereka berdua.
Mereka akhirnya
berpacaran. Si gadis akhirnya menemukan bahwa si pria
itu adalah seorang lelaki yang dapat memenuhi segala permintaannya, dia
sangat perhatian, berhati baik, hangat, sangat perduli .. betul-betul
seseorang yang sangat baik. Si gadis hampir saja kehilangan seorang
lelaki seperti itu! Untung ada kopi asin!!


Kemudian cerita berlanjut seperti layaknya setiap cerita cinta yang
indah, si gadis menikah dengan si pria dan mereka hidup bahagia
selamanya, dan setiap saat si gadis membuat kopi untuk si pria, ia
membubuhkan garam di dalamnya, karena ia tahu bahwa itulah yang disukai
oleh pangerannya.
Setelah 40 tahun, si pria meninggal dunia, dan meninggalkan sebuah surat
yang berkata, "Sayangku yang tercinta, mohon maafkan saya, maafkan kalau
seumur hidupku adalah dusta belaka. Hanya sebuah kebohongan yang aku
katakan padamu ... tentang kopi asin. Ingat sewaktu kita pertama kali
jalan bersama? Saya sangat gugup
waktu itu, sebenarnya saya ingin minta
gula tapi malah berkata garam. Sulit sekali bagi saya untuk merubahnya
karena kamu pasti akan tambah merasa tidak nyaman, jadi saya maju terus.
Saya tak pernah terpikir bahwa hal itu ternyata menjadi awal komunikasi
kita! Saya mencoba untuk berkata sejujurnya selama ini, tapi saya
terlalu takut melakukannya, karena saya telah berjanji untuk tidak
membohongimu untuk suatu apa pun. Sekarang saya sekarat, saya tidak
takut apa-apa lagi jadi saya katakan padamu yang sejujurnya, saya tidak
suka kopi asin, betul-betul aneh dan rasanya tidak enak. Tapi saya
selalu dapat kopi asin seumur hidupku sejak bertemu denganmu, dan saya
tidak pernah sekalipun menyesal untuk segala sesuatu yang saya lakukan
untukmu. Memilikimu adalah kebahagiaan terbesar dalam seluruh hidupku.
Bila saya dapat hidup untuk kedua kalinya, saya tetap ingin bertemu kamu
lagi dan memilikimu seumur hidupku, meskipun
saya harus meminum kopi
asin itu lagi.
Air mata si gadis betul-betul membuat surat itu menjadi basah. Kemudian
hari bila ada seseorang yang bertanya padanya, apa rasanya minum kopi
pakai garam? Si gadis pasti menjawab dengan yakin,
"Rasanya manis !! "
===============
Kadang anda merasa anda mengenal seseorang lebih baik dari orang lain,
tapi hanya untuk menyadari bahwa pendapat anda tentang seseorang itu
bukan seperti yang anda gambarkan. Sama seperti kejadian kopi asin tadi.
Tambahkan Cinta dan Kurangi Benci karena terkadang garam terasa lebih
manis daripada gula.
Hidup adalah sebuah seni hidup yang teramat indah,
Nikmatilah dengan tanggung jawab dan rasa syukur, Apapun kelebihan dan
kekurangan pasangan anda.

Sunday, December 7, 2008

Pohon, Daun & Angin

Sunday, December 7, 2008 0
Sebuah cerita yang terkadang kita tidak menyadarinya telah terjadi didalam kehidupan nyata kita...

~ POHON ~

AKU selalu menggunakan gambar pohon pada sisi kanan sebagai trademark pada semua lukisanku. AKU telah berpacaran sebanyak 5 kali... Ada satu wanita yang sangat AKU cintai.. tapi AKU tidak punya keberanian untuk mengatakannya. .. Dia tidak cantik.. tidak memiliki tubuh yang sexy.. Dia sangat peduli dengan orang lain.. religius tapi.. dia hanya wanita biasa saja. AKU menyukainya. .sangat menyukainya. Gayanya yang innocent dan apa adanya.. kemandirian nya..kepandaiannya dan kekuatannya. .. Alasan AKU tidak mengajaknya kencan karena... AKU merasa dia sangat biasa dan tidak serasi untukku... AKU takut...jika kami bersama semua perasaan yang indah ini akan hilang... AKU takut kalau gosip2 yang ada akan menyakitinya. .. AKU merasa dia adalah "sahabatku". ..
AKU akan memilikinya tiada batasnya... tidak harus memberikan semuanya hanya untuk dia... Alasan yang terakhir..membuat dia menemaniku dalam berbagai pergumulan selama 3 tahun ini... Dia tau AKU mengejar gadis2 lain dan AKU telah membuatnya menangis selama 3 tahun...

Ketika AKU mencium pacarku yang ke-2 terlihat olehnya... Dia hanya tersenyum dengan berwajah merah... "lanjutkan saja" katanya, setelah itu pergi meninggalkan kami. Esoknya, matanya bengkak..dan merah... AKU sengaja tidak mau memikirkan apa yang menyebabkannya menangis... but AKU tertawa...bercanda dengannya seharian di ruang itu... Di sudut ruang itu dia menangis... dia tidak tau bahwa AKU kembali untuk mengambil sesuatu yang tertinggal.. . Hampir 1 jam kulihat dia menangis disana....

Pacarku yang ke-4 tidak menyukainya. .. Pernah sekali mereka berdua perang dingin, AKU tau bukan sifatnya untuk memulai perang dingin... Tapi AKU masih tetap bersama pacarku...AKU berteriak padanya dan matanya penuh dengan air mata sedih dan kaget... AKU tidak memikirkan perasaannya dan pergi meninggalkannya bersama pacarku... Esoknya masih tertawa dan bercanda denganku seperti tidak ada yang terjadi sebelumnya.. . AKU tau dia sangat sedih dan kecewa tapi dia tidak tau bahwa sakit hatiku sama buruknya dengan dia... AKU juga sedih...

Ketika AKU putus dengan pacarku yang ke 5, AKU mengajaknya pergi...Setelah kencan satu hari itu, AKU mengatakan bahwa ada sesuatu yang ingin kukatakan padanya...Dia mengatakan bahwa kebetulan sekali bahwa dia juga ingin mengatakan sesuatu padaku... AKU cerita tentang putusnya AKU dengan pacarku... Dia berkata bahwa dia sedang memulai suatu hubungan dengan seseorang...AKU tau pria itu... dia sering mengejarnya selama ini...Pria yang baik, penuh energi dan menarik... AKU tak bisa memperlihatkan betapa sakit hatiku, AKU hanya tersenyum dan mengucapkan selamat padanya...Ketika sampai di rumah, sakit hatiku bertambah kuat dan AKU tidak dapat menahannya.. . Seperti ada batu yang sangat berat didadaku...AKU tak bisa bernapas dan ingin berteriak namun apa daya...

Air mataku mengalir tak terasa aku menangis karenanya...Sudah sering AKU melihatnya menangis untuk pria yang mengacuhkan kehadirannya... Handphoneku bergetar...ternyata ada SMS masuk... SMS itu dikirim 10 hari yang lalu ketika aku sedih dan menangis...
SMS itu berbunyi,"DAUN terbang karena ANGIN bertiup atau karena POHON tidak memintanya untuk tinggal?"


~ DAUN ~

AKU suka mengoleksi daun-daun, kenapa ? Karena AKU merasa bahwa DAUN untuk meninggalkan pohon yang selama ini ditinggali membutuhkan banyak kekuatan. Selama 3 thn AKU dekat dengan seorang pria, bukan sebagai pacar tapi "Sahabat". Tapi ketika dia mempunyai pacar untuk yang pertama kalinya...AKU mempelajari sebuah perasaan yang belum pernah aku pelajari sebelumnya - CEMBURU...Perasaan di hati ini tidak bisa digambarkan dengan menggunakan Lemon. Hal itu seperti 100 butir lemon busuk.

Mereka hanya bersama selama 2 bulan...Ketika mereka putus, AKU menyembunyikan perasaan yang luar biasa gembiranya. Tapi sebulan kemudian dia bersama seorang gadis lagi... AKU menyukainya dan AKU tau bahwa dia juga menyukaiku, tapi mengapa dia tidak mau mengatakannya? Jika dia mencintaiku, mengapa dia tidak memulainya dahulu untuk melangkah? Ketika dia punya pacar baru lagi, hatiku sedih... Waktu berjalan dan berjalan, hatiku sedih dan kecewa... AKU mulai mengira bahwa ini adalah cinta yang bertepuk sebelah tangan...Tapi..mengapa dia memperlakukanku lebih dari sekedar seorang teman?

Menyukai seseorang sangat menyusahkan hati...AKU tahu kesukaannya...kebiasaannya. .. Tapi perasaannya kepadaku tidak pernah bisa diketahui... Kau tidak mengharapkan AKU seorang wanita untuk mengatakannya bukan? Diluar itu, AKU mau tetap disampingnya. ..memberinya perhatian... menemani. ..dan mencintainya. .. Berharap suatu hari nanti dia akan datang dan mencintaiku. ..Hal itu seperti menunggu telephonenya tiap malam...mengharapkan mengirimku SMS... AKU tau sesibuk apapun dia, pasti meluangkan waktunya untuk ku...Karena itu, AKU menunggunya. ..3 tahun cukup berat untuk kulalui dan AKU mau menyerah...Kadang AKU berpikir untuk tetap menunggu...Dilema yang menemaniku selama 3 tahun ini...

Akhir tahun ke-3, seorang pria mengejarku.. .setiap hari dia mengejarku tanpa lelah... Segala daya upaya telah dilakukan walau seringkali ada penolakan dariku... AKU berpikir...apakah aku ingin memberikan ruang kecil di hatiku untuknya ?!.. Dia seperti angin yang hangat dan lembut, mencoba meniup daun untuk terbang dari pohon... Akhirnya, AKU sadar bahwa AKU tidak ingin memberikan Angin ini ruang yang kecil di hatiku... AKU tau Angin akan membawa pergi Daun yang lusuh jauh dan ketempat yang lebih baik...

Akhirnya AKU meninggalkan Pohon...tapi Pohon hanya tersenyum dan tidak memintaku untuk tinggal...AKU sangat sedih memandangnya tersenyum ke arahku... "DAUN terbang karena ANGIN bertiup atau karena POHON tidak memintanya untuk tinggal?"


~ ANGIN ~

AKU menyukai seorang gadis bernama Daun...karena dia sangat bergantung pada Pohon..jadi aku harus menjadi ANGIN yang kuat... Angin akan meniup Daun terbang jauh... Pertama kalinya..AKU melihat seseorang memperhatikan kami...Ketika itu, dia selalu duduk disana sendirian atau dengan teman2nya memerhatikan Pohon...Ketika Pohon berbicara dengan gadis2, ada cemburu di matanya...Ketika Pohon melihat ke arah Daun, ada senyum di matanya...Memperhatikannya menjadi kebiasaanku. ..seperti daun yang suka melihat Pohon. Satu hari saja tak kulihat dia...AKU merasa sangat kehilangan.. .

Di sudut ruang itu, ku lihat pohon sedang memperhatikan daun...Air mengalir di mata daun ketika Pohon pergi...Esoknya...Ku lihat Daun di tempatnya yang biasa, sedang memperhatikan Pohon... AKU melangkah dan tersenyum padanya...Kuambil secarik kertas..kutulis dan kuberikan padanya... Dia sangat kaget... Dia melihat ke arahku, tersenyum dan menerima kertas dariku...Esoknya...dia datang...menghampiriku dan memberikan kembali kertas itu...Hati Daun sangat kuat dan Angin tidak bisa meniupnya pergi, hal itu karena Daun tidak mau meninggalkan Pohon. AKU melihat kearahnya... kuhampiri dengan kata2 itu...Sangat pelan...dia mulai membuka dirinya dan menerima kehadiranku dan telponku...

AKU tau orang yang dia cintai bukan AKU...tapi AKU akan berusaha agar suatu hari dia menyukaiku.. . Selama 4 bln, AKU telah mengucapkan kata Cinta tidak kurang dari 20x kepadanya...Hampir tiap kali dia mengalihkan pembicaraan. ..tapi AKU tidak menyerah...Keputusanku bulat....AKU ingin memilikinya. ..dan berharap dia akan setuju menjadi pacarku.... Aku bertanya," apa yang kau lakukan? Kenapa kau tidak pernah membalas? Mengapa kau selalu membisu?" Dia berkata, "AKU menengadahkan kepalaku"... "Ah?" Aku tidak percaya dengan apa yang kudengar..."Aku menengadahkan kepalaku" dia berteriak... Kuletakkan telepon..... .melompat. ...berlari seribu langkah...kerumahnya...Dia membuka pintu bagiku...Ku peluk erat-erat tubuhnya... "DAUN terbang karena tiupan ANGIN atau karena POHON tidak memintanya untuk tinggal?"

Warning : Jadi, jgn sia2in org2 yg betul2 kmu sayangi, jgn telat menyadari rasa sayang kmu...biar gak nyesal seperti "Pohon".....

Friday, December 5, 2008

To Love Unconditionally

Friday, December 5, 2008 0
Lima tahun usia pernikahanku dengan Ellen sungguh masa yang sulit. Semakin hari semakin tidak ada kecocokan diantara kami. Kami bertengkar karena hal-hal kecil. Karena Ellen lambat membukakan pagar saat aku pulang kantor. Karena meja sudut di ruang keluarga yang ia beli tanpa membicarakannya denganku, bagiku itu hanya membuang uang saja.

Hari ini, 27 Agustus adalah ulang tahun Ellen. Kami bertengkar pagi ini karena Ellen kesiangan membangunkanku. Aku kesal dan tak mengucapkan selamat ulang tahun padanya, kecupan di keningnya yang biasa kulakukan di hari ulang tahunnya tak mau kulakukan. Malam sekitar pukul 7, Ellen sudah 3 kali menghubungiku untuk memintaku segera pulang dan makan malam bersamanya, tentu saja permintaannya tidak kuhiraukan.

Jam menunjukkan pukul 10 malam, aku merapikan meja kerjaku dan beranjak pulang. Hujan turun sangat deras, sudah larut malam tapi jalan di tengah kota Jakarta masih saja macet, aku benar-benar dibuat kesal oleh keadaan. Membayangkan pulang dan bertemu dengan Ellen membuatku semakin kesal!
Akhirnya aku sampai juga di rumah pukul 12 malam, dua jam perjalanan kutempuh yang biasanya aku hanya membutuhkan waktu 1 jam untuk sampai di rumah.

Kulihat Ellen tertidur di sofa ruang keluarga. Sempat aku berhenti di hadapannya dan memandang wajahnya. “Ia sungguh cantik” kataku dalam hati, “Wanita yang menjalin hubungan denganku selama 7 tahun sejak duduk di bangku SMA yang kini telah kunikahi selama 5 tahun, tetap saja cantik”. Aku menghela nafas dan meninggalkannya pergi, aku ingat kalau aku sedang kesal sekali dengannya.

Aku langsung masuk ke kamar. Di meja rias istriku kulihat buku itu, buku coklat tebal yang dimiliki oleh istriku. Bertahun-tahun Ellen menulis cerita hidupnya pada buku coklat itu. Sejak sebelum menikah, tak pernah ia ijinkan aku membukanya. Inilah saatnya! Aku tak mempedulikan Ellen, kuraih buku coklat itu dan kubuka halaman demi halaman secara acak.

14 Februari 1996. Terima kasih Tuhan atas pemberianMu yang berarti bagiku, Vincent, pacar pertamaku yang akan menjadi pacar terakhirku.

Hmm… aku tersenyum, Ellen yakin sekali kalau aku yang akan menjadi suaminya.

6 September 2001, Tak sengaja kulihat Vincent makan malam dengan wanita lain sambil tertawa mesra. Tuhan, aku mohon agar Vincent tidak pindah ke lain hati.

Jantungku serasa mau berhenti...

23 Oktober 2001, Aku menemukan surat ucapan terima kasih untuk Vincent, atas candle light dinner di hari ulang tahun seorang wanita dengan nama Melly. Siapakah dia Tuhan? Bukakanlah mataku untuk apa yang Kau kehendaki agar aku ketahui…

Jantungku benar-benar mau berhenti. Melly, wanita yang sempat dekat denganku disaat usia hubunganku dengan Ellen telah mencapai 5 tahun. Melly, yang karenanya aku hampir saja mau memutuskan hubunganku dengan Ellen karena kejenuhanku. Aku telah memutuskan untuk tidak bertemu dengan Melly lagi setelah dekat dengannya selama 4 bulan, dan memutuskan untuk tetap setia kepada Ellen. Aku sungguh tak menduga kalau Ellen mengetahui hubunganku dengan Melly.

4 Januari 2002, Aku dihampiri wanita bernama Melly, Ia menghinaku dan mengatakan Vincent telah selingkuh dengannya. Tuhan, beri aku kekuatan yang berasal daripadaMu.

Bagaimana mungkin Ellen sekuat itu, ia tak pernah mengatakan apapun atau menangis di hadapanku setelah mengetahui aku telah menghianatinya. Aku tahu Melly, dia pasti telah membuat hati Ellen sangat terluka dengan kata-kata tajam yang keluar dari mulutnya. Nafasku sesak, tak mampu kubayangkan apa yang Ellen rasakan saat itu.

14 Februari 2002, Vincent melamarku di hari jadi kami yang ke-6. Tuhan apa yang harus kulakukan? Berikan aku tanda untuk keputusan yang harus kuambil.

14 Februari 2003, Hari minggu yang luar biasa, aku telah menjadi Nyonya Alexander Vincent Winoto. Terima kasih Tuhan!

18 Juli 2005, Pertengkaran pertama kami sebagai keluarga. Aku harap aku tak kemanisan lagi membuatkan teh untuknya. Tuhan, bantu aku agar lebih berhati-hati membuatkan teh untuk suamiku.

7 April 2006, Vincent marah padaku, aku tertidur pulas saat ia pulang kantor sehingga ia menunggu di depan rumah agak lama. Seharian aku berada mall mencari jam idaman Vincent, aku ingin membelikan jam itu di hari ulang tahunnya yang tinggal 2 hari lagi. Tuhan, beri kedamaian di hati Vincent agar ia tidak marah lagi padaku, aku tak akan tidur di sore hari lagi kalau Vincent belum pulang walaupun aku lelah.

Aku mulai menangis, Ellen mencoba membahagiakanku tapi aku malah memarahinya tanpa mau mendengarkan penjelasannya. Jam itu adalah jam kesayanganku yang kupakai sampai hari ini, tak kusadari ia membelikannya dengan susah payah.

15 November 2007, Vincent butuh meja untuk menaruh kopi di ruang keluarga, dia sangat suka membaca di sudut ruang itu. Tuhan, bantu aku menabung agar aku dapat membelikan sebuah meja, hadiah Natal untuk Vincent.

Aku tak dapat lagi menahan tangisanku, Ellen tak pernah mengatakan meja itu adalah hadiah Natal untukku. Ya, ia memang membelinya di malam Natal dan menaruhnya hari itu juga di ruang keluarga.

Aku sudah tak sanggup lagi membuka halaman berikutnya. Ellen sungguh diberi kekuatan dari Tuhan untuk mencintaiku tanpa syarat. Aku berlari keluar kamar, kukecup kening Ellen dan ia terbangun… “Maafkan aku Ellen, Aku mencintaimu, Selamat ulang tahun…”

Ciptakan Nilai tambah !

Rabu, 3 desember 2008

Saya menghadiri Wirausaha Muda Mandiri Award yang diselenggarakan bank Mandiri sebagai wujud CSR nya bank Mandiri. Perhelatan akbar ini dihadiri oleh Wakil Presiden, Bapak Jusuf Kalla beserta beberapa menteri dan kalangan pengusaha dan tak terkecuali, 1500 peserta teman-teman mahasiswa dari berbagai universitas PTN dan PTS di Jakarta dan Bandung .  Pada malam penganugerahan WMM Award , pak Sofyan Djalil selaku Meneg BUMN menyampaikan suatu kisah yang dapat dijadikan pelajar, yaitu tentang nilai tambah. Pak Sofyan mengisahkan ketika ketika dia masih sekolah di luar negeri, dia mengenal seorang teman orang Amerika yang sering dia mintai bantuan dalam mengoreksi grammar untuk paper yang dia buat. Suatu kali, temannya pindah ke apartemen , dan pak Sofyan mengunjungi apartemen temannya tersebut. 

Dia bertanya , Apartemen siapa ini kepada temannya dan temannya menjawab bahwa dia tidak tahu. Pak Sofyan bertanya begitu karena kaget dengan temannya yang mau mengecat kembali dan memperbaiki apartemen tersebut. 
karena dirudung oleh rasa keingintahuan yang tinggi , dia pun bertanya "kenapa kamu mau melakukan semua ini ?" kepada temannya

Temannya menjawab, "Saya mau menciptakan nilai tambah, dimanapun saya berada"

Alangkah membuka wawasan kisah ini, coba bandingkan perspektif orang barat dengan orang timur seperti kita. Oleh sebab itu mereka maju, Nilai tambah , itulah kata kuncinya !
Bagi entrepreneurial landscape, hal ini sangat penting. Negara kita krisis orang-orang yang mampu menciptakan nilai tambah bagi perekonomian indonesia.
Seorang Entrepreneur haruslah mampu melihat hal yang baru, think out of box, menciptakan nilai tambah yang nantinya dapat membuat kita bersaing , menaikkan nilai saing di era globalisasi ini. Apalagi dalam himpitan krisis ekonomi global yang mendera dan tampaknya tidak akan reda dalam kurun waktu dekat. Nilai tambah, menjadi salah satu poin bagi kita untuk bisa survive di tengah krisis dan kondisi yang tidak menentu.

Krisis ekonomi jalan, tapi kita tidak boleh krisis akal dan mental agar dapat terus menjalani semua ini.


Hachiko, Kesetiaan Seekor Anjing


Hachiko, kesetiaan seekor anjing
Di Kota Shibuya, Jepang, tepatnya di alun-alun sebelah timur Stasiun
Kereta Api Shibuya, terdapat patung yang sangat termasyur. Bukan
patung pahlawan ataupun patung selamat datang, melainkan patung
seekor anjing. Dibuat oleh Ando Takeshi pada tahun 1935 untuk
mengenang kesetiaan seekor anjing kepada tuannya.

Seorang Profesor setengah tua tinggal sendirian di Kota Shibuya.
Namanya Profesor Hidesamuro Ueno. Dia hanya ditemani seekor anjing
kesayangannya, Hachiko. Begitu akrab hubungan anjing dan tuannya itu
sehingga kemanapun pergi Hachiko selalu mengantar. Profesor itu
setiap hari berangkat mengajar di universitas selalu menggunakan
kereta api.. Hachiko pun setiap hari setia menemani Profesor sampai
stasiun. Di stasiun Shibuya ini Hachiko dengan setia menunggui
tuannya pulang tanpa beranjak pergi sebelum sang profesor kembali.
Dan ketika Profesor Ueno kembali dari mengajar dengan kereta api, dia
selalu mendapati Hachiko sudah menunggu dengan setia di stasiun.
Begitu setiap hari yang dilakukan Hachiko tanpa pernah bosan.

Musim dingin di Jepang tahun ini begitu parah. Semua tertutup salju.
Udara yang dingin menusuk sampai ke tulang sumsum membuat warga
kebanyakan enggan ke luar rumah dan lebih memilih tinggal dekat
perapian yang hangat.

Pagi itu, seperti biasa sang Profesor berangkat mengajar ke kampus.
Dia seorang profesor yang sangat setia pada profesinya. Udara yang
sangat dingin tidak membuatnya malas untuk menempuh jarak yang jauh
menuju kampus tempat ia mengajar. Usia yang semakin senja dan tubuh
yang semakin rapuh juga tidak membuat dia beralasan untuk tetap
tinggal di rumah. Begitu juga Hachiko, tumpukan salju yang tebal
dimana-mana tidak menyurutkan kesetiaan menemani tuannya berangkat
kerja. Dengan jaket tebal dan payung yang terbuka, Profesor Ueno
berangkat ke stasun Shibuya bersama Hachiko.
Tempat mengajar Profesor Ueno sebenarnya tidak terlalu jauh dari
tempat tinggalnya. Tapi memang sudah menjadi kesukaan dan kebiasaan
Profesor untuk naik kereta setiap berangkat maupun pulang dari
universitas.

Kereta api datang tepat waktu. Bunyi gemuruh disertai terompet
panjang seakan sedikit menghangatkan stasiun yang penuh dengan orang-
orang yang sudah menunggu itu. Seorang awak kereta yang sudah hafal
dengan Profesor Ueno segera berteriak akrab ketika kereta berhenti.
Ya, hampir semua pegawai stasiun maupun pegawai kereta kenal dengan
Profesor Ueno dan anjingnya yang setia itu, Hachiko. Karena memang
sudah bertahun-tahun dia menjadi pelanggan setia kendaraan berbahan
bakar batu bara itu.

Setelah mengelus dengan kasih sayang kepada anjingnya layaknya dua
orang sahabat karib, Profesor naik ke gerbong yang biasa ia tumpangi.
Hachiko memandangi dari tepian balkon ke arah menghilangnya profesor
dalam kereta, seakan dia ingin mengucapkan,†saya akan menunggu tuan
kembali.â€

“ Anjing manis, jangan pergi ke mana-mana ya, jangan pernah pergi
sebelum tuan kamu ini pulang!†teriak pegawai kereta setengah
berkelakar.

Seakan mengerti ucapan itu, Hachiko menyambut dengan suara agak
keras,â€guukh!â€
Tidak berapa lama petugas balkon meniup peluit panjang, pertanda
kereta segera berangkat. Hachiko pun tahu arti tiupan peluit panjang
itu. Makanya dia seakan-akan bersiap melepas kepergian profesor
tuannya dengan gonggongan ringan. Dan didahului semburan asap yang
tebal, kereta pun berangkat. Getaran yang agak keras membuat salju-
salju yang menempel di dedaunan sekitar stasiun sedikit berjatuhan.

Di kampus, Profesor Ueno selain jadwal mengajar, dia juga ada tugas
menyelesaikan penelitian di laboratorium. Karena itu begitu selesai
mengajar di kelas, dia segera siap-siap memasuki lab untuk
penelitianya. Udara yang sangat dingin di luar menerpa Profesor yang
kebetulah lewat koridor kampus.

Tiba-tiba ia merasakan sesak sekali di dadanya. Seorang staf pengajar
yang lain yang melihat Profesor Ueno limbung segera memapahnya ke
klinik kampus. Berawal dari hal yang sederhana itu, tiba-tiba kampus
jadi heboh karena Profesor Ueno pingsan. Dokter yang memeriksanya
menyatakan Profesor Ueno menderita penyakit jantung, dan siang itu
kambuh. Mereka berusaha menolong dan menyadarkan kembali Profesor.
Namun tampaknya usaha mereka sia-sia. Profesor Ueno meninggal dunia.
Segera kerabat Profesor dihubungi. Mereka datang ke kampus dan
memutuskan membawa jenazah profesor ke kampung halaman mereka, bukan
kembali ke rumah Profesor di Shibuya..

Menjelang malam udara semakin dingin di stasiun Shibuya. Tapi Hachiko
tetap bergeming dengan menahan udara dingin dengan perasaan gelisah.
Seharusnya Profesor Ueno sudah kembali, pikirnya. Sambil mondar-
mandir di sekitar balkon Hachiko mencoba mengusir kegelisahannya.
Beberapa orang yang ada di stasiun merasa iba dengan kesetiaan anjing
itu. Ada yang mendekat dan mencoba menghiburnya, namun tetap saja
tidak bisa menghilangkan kegelisahannya.

Malam pun datang. Stasiun semakin sepi. Hachiko masih menunggu di
situ. Untuk menghangatkan badannya dia meringkuk di pojokan salah
satu ruang tunggu. Sambil sesekali melompat menuju balkon setiap kali
ada kereta datang, mengharap tuannya ada di antara para penumpang
yang datang. Tapi selalu saja ia harus kecewa, karena Profesor Ueno
tidak pernah datang. Bahkan hingga esoknya, dua hari kemu dian , dan
berhari-hari berikutnya dia tidak pernah datang. Namun Hachiko tetap
menunggu dan menunggu di stasiun itu, mengharap tuannya kembali.
Tubuhnya pun mulai menjadi kurus.

Para pegawai stasiun yang kasihan melihat Hachiko dan penasaran
kenapa Profesor Ueno tidak pernah kembali mencoba mencari tahu apa
yang terjadi. Akhirnya didapat kabar bahwa Profesor Ueno telah
meninggal dunia, bahkan telah dimakamkan oleh kerabatnya.

Mereka pun berusaha memberi tahu Hachiko bahwa tuannya tak akan
pernah kembali lagi dan membujuk agar dia tidak perlu menunggu terus.
Tetapi anjing itu seakan tidak percaya, atau tidak peduli. Dia tetap
menunggu dan menunggu tuannya di stasiun itu, seakan dia yakin bahwa
tuannya pasti akan kembali. Semakin hari tubuhnya semakin kurus
kering karena jarang makan.

Akhirnya tersebarlah berita tentang seekor anjing yang setia terus
menunggu tuannya walaupun tuannya sudah meninggal. Warga pun banyak
yang datang ingin melihatnya. Banyak yang terharu. Bahkan sebagian
sempat menitikkan air matanya ketika melihat dengan mata kepala
sendiri seekor anjing yang sedang meringkuk di dekat pintu masuk
menunggu tuannya yang sebenarnya tidak pernah akan kembali. Mereka
yang simpati itu ada yang memberi makanan, susu, bahkan selimut agar
tidak kedinginan.

Selama 9 tahun lebih, dia muncul di station setiap harinya pada pukul
3 sore, saat dimana dia biasa menunggu kepulangan tuannya. Namun hari-
hari itu adalah saat dirinya tersiksa karena tuannya tidak kunjung
tiba. Dan di suatu pagi, seorang petugas kebersihan stasiun tergopoh-
gopoh melapor kepada pegawai keamanan. Sejenak kemu dian suasana
menjadi ramai. Pegawai itu menemukan tubuh seekor anjing yang sudah
kaku meringkuk di pojokan ruang tunggu. Anjing itu sudah menjadi
mayat. Hachiko sudah mati. Kesetiaannya kepada sang tuannya pun
terbawa sampai mati.

Warga yang mendengar kematian Hachiko segera berduyun-duyun ke
stasiun Shibuya.. Mereka umumnya sudah tahu cerita tentang kesetiaan
anjing itu. Mereka ingin menghormati untuk yang terakhir kalinya.
Menghormati sebuah arti kesetiaan yang kadang justru langka terjadi
pada manusia.

Mereka begitu terkesan dan terharu. Untuk mengenang kesetiaan anjing
itu mereka kemu dian membuat sebuah patung di dekat stasiun Shibuya.
Sampai sekarang taman di sekitar patung itu sering dijadikan tempat
untuk membuat janji bertemu. Karena masyarakat di sana berharap ada
kesetiaan seperti yang sudah dicontohkan oleh Hachiku saat mereka
harus menunggu maupun janji untuk datang.. Akhirnya patung Hachiku
pun dijadikan symbol kesetiaan. Kesetiaan yang tulus, yang terbawa
sampai mati.

Sungguh kisah yg menggugah hati.....tak habis2nya saya meneteskan air
mata membaca cerita hidup Hachiko....

Dealing with Difficult Customers

Dealing with Difficult Customers
by Dave Kahle.
It is easy to work with people you like, and it is even easier to work with people who like you. But that's not always the case. Sooner or later, you'll have to deal with a difficult customer.

Difficult customers come in a wide variety. There are those whose personality rubs you the wrong way. They may not be difficult for someone else, but they are for you. And then there are those who are difficult for everyone: Picky people, know-it-alls, egocentrics, fault-finders, constant complainers, etc. Every salesperson can list a number of the types.

But perhaps the most difficult for everyone is the angry customer. This is someone who feels that he or she has been wronged, and is upset and emotional about it. These customers complain, and they are angry about something you or your company did.

There are some sound business reasons to become adept in handling an angry customer. Research indicates that customers who complain are likely to continue doing business with your company if they feel that they were treated properly. It's estimated that as many as 90% of customers who perceive themselves as having been wronged never complain, they just take their business elsewhere. So, angry, complaining customers care enough to talk to you, and have not yet decided to take their business to the competition. They are customers worth saving.

Not only are there benefits to your company, but you personally gain as well. Become adept at handling angry customers, and you¢ll feel much more confident in your own abilities. If you can handle this, you can handle anything. While any one can work with the easy people, it takes a real professional to be successful with the difficult customers. Your confidence will grow, your poise will increase, and your self-esteem will intensify.

On the other hand, if you mishandle it, and you'll watch the situation dissolve into lost business and upset people. You may find yourself upset for days.

So, how do you handle an angry, complaining customer? Let's begin with a couple tools you can use in these situations.

1. RESPECT. It can be difficult to respect a person who may be yelling, swearing or behaving like a two-year-old. I'm not suggesting you respect the behavior, only that you respect the person. Keep in mind that 99 times out of 100 you are not the object of the customer's anger. You are like a small tree in the path of a swirling tornado. But unlike the small tree, you have the power to withstand the wind.

What is the source of your power? Unlike the customer, you are not angry, you are in control, and your only problem at the moment is helping him with his problem. If you step out of this positioning, and start reacting to the customer in an emotional way, you'll lose control, you¢ll lose your power, and the situation will be likely to escalate into a lose-lose for everyone. So, begin with a mindset that says, "No matter what, I will respect the customer."

2. EMPATHY. Put yourself in the customer's shoes, and try to see the situation from his/her perspective. Don't try and cut him off, don't urge him to calm down. Instead, listen carefully. If someone is angry or upset, it is because that person feels injured in some way. Your job is to let the customer vent and to listen attentively in order to understand the source of that frustration. When you do that, you send a powerful unspoken message that you care about him and his situation.

Often, as the customer comes to realize that you really do care and that you are going to attempt to help him resolve the problem, the customer will calm down on his own, and begin to interact with you in a positive way.

Here's how you can use these two tools in an easily-remembered process for dealing with angry customers.

CRACK THE EGG

Imagine that you have a hard-boiled egg. The rich yellow yolk at the center of the egg represents the solution to the customer's problem, the hardened white which surrounds the yolk represents the details of the customer's situation, and the hard shell represents his/her anger.

In order to get to the yolk, and resolve the situation, you must first crack the shell. In other words, you have got to penetrate the customer¢s anger. Then you've got to cut through the congealed egg white. That means that you understand the details of the customer¢s situation. Finally, you're at the heart of the situation, where you can offer a solution to the customer's problem.

So, handling an angry customer is like cutting through a hard-boiled egg. Here's a four-step process to help you do so.

1. LISTEN.
Let's say you stop to see one of your regular customers. He doesn't even give you time to finish your greeting before he launches into a tirade.

At this point, about all you can do is LISTEN. And that's what you do. You don't try and cut him off, you don't urge him to calm down. Not just yet. Instead, you listen carefully. And as you listen, you begin to piece together his story. He ordered a piece of equipment three weeks ago. You quoted him X price and delivery by last Friday for a project that's starting this week. Not only is the equipment not there, but he received an invoice for it at a different price than was quoted.

"What kind of shoddy operation is this?" he wants to know. Do you understand how important his project is? Do you know how much time and money is at stake? If he doesn't get his equipment and something happens to this project, you're going to pay for it. He knew, he just knew he should have ordered the equipment from your competitor. What are you going do about it?

Now you have the basic story. Hopefully, after this gush of frustration, there will be a pause while he comes up for air.

More often than not, once the customer has had an initial chance to vent his rage, it's going to die down a little, and that's your opportunity to take step in.

Even if he has started calming down on his own, there comes a moment - and I can almost guarantee you'll sense it - to help calm him down. Try something along the lines of: "It sounds like something has gone wrong, and I can understand your frustration. I'm sorry you're experiencing this problem. Let's take a look at the next step."

Try to calm yourself first, and then to acknowledge his feelings. Say, "I can tell you're upset..." or, "It sounds like you're angry..." then connect to the customer by apologizing, or empathizing. When you say something like "I'm sorry that happened. If I were you, I'd be frustrated, too." It's amazing how much of a calming effect that can have.

Remember, anger is a natural, self-defensive reaction to a perceived wrong. If there is a problem with your company¢s product or service, some frustration and disappointment is justified.

This is so important, let me repeat it. First you listen carefully and completely to the customer. Then you empathize with what the customer is feeling, and let him or her know that you understand. This will almost always calm the customer down. You've cracked the shell of the egg. Now, you can proceed to deal with the problem

2. IDENTIFY THE PROBLEM.
Sometimes while the angry customer is venting, you'll be able to latch right on to the problem because it's clear-cut. Something is broken. Or late. Or he thinks a promise has been broken.
But sometimes in the middle of all that rage, it's tough to comprehend the bottom-line issue. This is a good place for some specific questions. Ask the customer to give you some details. "What day did he order it, when exactly was it promised. What is his situation at the moment?" These kind of questions force the customer to think about facts instead of his/her feelings about those facts. So, you interject a more rational kind of conversation. Think of this step of the process as cutting through the white of the egg to get to the yolk at the center.

It's important, when you think you understand the details, to restate the problem. You can say, "Let me see if I have this right. You were promised delivery last Friday, because you need it for an important project this coming week. But you haven't received our product yet. Is that correct?"

He will probably acknowledge that you've sized up the situation correctly. Or, he may say, "No, that's not right" and then proceed to explain further. In either case the outcome is good, because you will eventually understand his situation correctly, and have him tell you that "Yes, that's right."

And at that point you can apologize. Some people believe that an apology is an acknowledgment of wrongdoing. But you can appreciate and apologize for the customer's inconvenience without pointing fingers. Just say, "Mr. Brady, I'm sorry this has happened." Or "Mr. Brady. I understand this must be very frustrating. Let's just see what we can do fix it, OK?"

3. AVOID BLAME.
You don't want to blame the customer by saying something like "Are you sure you understood the price and delivery date correctly?" This will just ignite his anger all over again because you are questioning his credibility and truth-telling.

And you don't want to blame your company or your suppliers Never say, "I¢m not surprised your invoice was wrong. It's been happening a lot." Or, "Yes, our backorders are way behind."

In general, you AVOID BLAME. Which is different than acknowledging responsibility. For example, if you know, for a fact, a mistake has been made, you can acknowledge it and apologize for it. "Mr. Brady, clearly there's a problem here with our performance. I can't change that, but let me see what I can do to help you out because I understand how important your project is."

4. RESOLVE THE PROBLEM.
Now you¢re at the heart of the egg. You won't always be able to fix the problem perfectly. And you may need more time than a single phone call. But it's critical to leave the irate customer with the understanding that your goal is to resolve the problem. You may need to say, "I'm going to need to make some phone calls." If you do, give the customer an idea of when you¢ll get back to him: "Later this afternoon." Or "First thing in the morning."

Then do it. Make the phone calls. Get the information. Find out what you can do for this customer and do it. Then follow up with the customer when you said you would. Even if you don't have all the information you need, call when you said you would and at least let him know what you've done, what you're working on and what your next step will be. Let the customer know that he and his business are important to you, that you understand his frustration, and that you're working hard to get things fixed.

Use the tools of respect and empathy, and the "crack the egg" process, and you'll move your professionalism up a notch.

The Seven Gifts of Business

Berikut ini saya cuplikan The Seven Gifts of Business dari Laurie Beth Jones, semoga bermanfaat.

At its best, business offers us seven gifts:

1. DIGNITY. The ability to create jobs that give people a sense of dignity and purpose, as well as a reason to get up in the morning, is one of the most important offerings of business.

2. ACKNOWLEDGMENT. Business ideally create an atmosphere where the gifts and talents of the people within them are recognized and rewarded. This recognition encourages people to grow

3. PROSPERITY. Business helps create abundance for entire communities, bringing new levels of activity and prosperity to entire groups of people. If you've ever driven through a ghost town, you will recognize that where there is no commerce, entire communities dry up and ...die

4. INTEGRITY. Businesses can survive only if they create value and deliver goods and services as promised, on time

5. SERVICE. Businesses must constantly evaluate how they treat their customers. Successful businesses have a culture of service and respect that can elevate the self-esteem of everyone they encounter

6. COMMUNITY. Businesses create a community where people interact, and get to know and care for one another. In many instances, the workplace has become the village

7. CHALLENGE. Businesses constantly challenge people to stretch emotionally, intellectually, and spiritually, learning as they grow.

Monday, December 1, 2008

Kuda, Wortel dan Rumput

Monday, December 1, 2008 0
Kadang-kadang cinta butuh waktu untuk menunggu.....

Suatu hari ketika aku sedang ngobrol dengan "seseorang" yang telah kukenal sejak SMA... hari itu rasanya perasaanku terbuka lagi untuk kesekian lagi setelah meninggalkan dan menghilang dari hadapannya selama dua tahun. Berbicara tentang masa lalu dan cowok yang pernah menjadi pacarnya dan mengejarnya . Sampailah pada perbincangan , terfokus pada seorang cowok. Yang dia penasaran, kenapa si pria tersebut akhirnya menyerah juga dan mencari cewek lain.
Karena aku tidak ingin menyakiti perasaannya , maka aku terinspirasi untuk menceritakan suatu cerita yang simpel, sederhana dan mudah ditangkap oleh dirinya. Yaitu tentang Kuda, wortel dan rumput. Walaupun tidak diceritakan dengan gaya yang baku dan lengkap,namun dia menangkap maksudnya.

Berikut ini aku akan menceritakan tentang cerita tersebut secara lengkap

Ada seorang petani, karena memiliki kuda yang kelelahan dan kelaparan.
Karena perjalanan masih jauh dan sedang mengejar waktu.
Akhirnya dia mencari ide, bagaimana kuda tersebut bisa tetap berjalan dengan semangat. Terpikirlah olehnya makanan sebagai pemancing kuda itu. Maka dengan sisa-sisa panenannya , salah satunya wortel digunakan untuk memancing kuda tersebut.
Wortel itu digantungkan dengan jarak 30 cm dari jangkauan kuda tersebut agar kuda tersebut dapat tetap melihat wortel dan semangat berjalan...
Akhirnya kuda tersebut berhasil sampai ke tempat yang ada padang rumput.
Kemudian si petani pun mengistirahatkan kuda tersebut di padang rumput tersebut

Kemudian aku bertanya, kuda tersebut kira-kira akan memilih yang mana ?
tentunya rumput bukan ? lebih hijau, lebih muda dan banyak lagi....

Hal ini aku hubungkan dengan dirinya, memang umurnya lebih matang dan juga cara dia memperlakukan pria kebanyakan membuat pria manapun bisa tergoda dan ingin memilikinya namun seringkali dia terlalu membatasi diri dan terkadang, terlalu mengacuhkan perasaan orang lain. Sehingga lama kelamaan akhirnya pria tersebut tidak sabaran dan akhirnya memilih dengan gadis yang lain.

Aku kembali menambahkan cerita tersebut, ada dua kemungkinan yang terjadi sebenarnya
Kuda memilih rumput karena wortel sulit diraih , rumput lebih segar dan hijau
ataukah kuda nya bego mau dikelabui dan tetap mau mengejar wortel , yang mungkin semakin lama semakin layu ?

Aku sangat menyayangi dirinya, walaupun
begitu banyak keterbatasan yang dia berikan kepada diriku
berkali-kali dia keluar dengan pria lain dan membuatku cemburu

Hingga sekarang, aku tidak bisa menjelaskan apakah hubunganku dengan dia, apa seorang sahabat atau kekasih.
Aku seringkali larut dalam kegelisahan dan ketidakpastian perasaan ini.....

Kisah kuda dan wortel menjelaskan sudut pandang pria kepada dirinya serta mencurahkan apa yang sudah lama ingin kusampaikan.
Walaupun sepertinya mendapatkan wortel yang digantung tersebut serasa tidak mungkin , namun aku tidak pernah menyerah....
Kenapa ? aku sendiri tidak tahu...
namun.....
siapa tahu suatu hari wortel terlepas dari tali yang mengikatnya selama ini ?
siapa tahu suatu kali wortel berayun-ayun dan akhirnya teraih oleh kuda juga ?

Tidak ada yang tahu....
Time will tells us what'll happen next

Berbekal harapan dan kepasrahan , aku akan tetap menjadi kuda yang bodoh tersebut.
Mungkin si kuda akan mengejarnya terus menerus hingga akhir hayatnya
mungkin juga si kuda akan mengejarnya hingga kuda tersebut sudah terlalu lelah dan akhirnya memutuskan untuk memilih rumput saja.

sumber : unknown
 
Albert Wu ◄Design by Pocket, BlogBulk Blogger Templates