Wednesday, May 21, 2008

Stress

Wednesday, May 21, 2008
Pada suatu acara perkuliahan , saya menemukan dosen saya mengungkapkan hal yang saya rasa menjad perspektif baru yang sangat mempengaruhi arah pemikiran saya. Yaitu ,

"Stress itu karena apa yang diucapkan tidak sesuai dengan yang ada di hati , bukan banyaknya permasalahan yang kita hadapi"

Tadinya ini ditujukan oleh dosen saya sebagai sikap kritis atas pejabat-pejabat negeri ini dan ketidak konsistenan mereka dalam mempertahankan idealisme mereka, tapi ini juga dapat dijadikan kritik atas sikap dan pengalaman kita dalam menemui suatu permasalahan

Saya juga merasakannya dalam scope pribadi dalam hal ini antara leadership dan tim, Hal ini muncul dalam kelompok kerja tugas-tugas yang akhir-akhir ini sangat banyak. Tadinya saya merasa "wah stress juga ini banyak tugas banget"
tapi ternyata saya salah, setelah dipikir2..... Benar juga bahwa apa yang tidak sejalan dengan idealisme kita cenderung menjadikan kita stress...
Mungkin dalam 1 workgroup kita akan binggung untuk menentukan siapakah yang akan menjadi group leader ? at least.. siapakah yang akan memimpin dan mengarahkan banyaknya orang dalam 1 group. Hal ini tidak mudah dimana sifat ego masing-masing tidak mau didominasi walaupun beberapa memang merasakan hal itu sebagai hal yang perlu. Tapi sikap ego dari masing-masing orang dapat kita pengaruhi asalkan kita mempunyai apa yang saya sebut... "Kharisma" dan kharisma ini tidak mudah didapatkan... beberapanya adalah kata-kata yang tepat dalam melembutkan kekerasan hati masing-masing ataupun dengan apa yang kita lakukan. Suatu kali saya ingin sekali memposisikan diri dalam kelompok sebagai pemimpin karena saya merasakan juga bahwa hal ini perlu dimana masing-masing merasakan kurangnya satu karakter dominan untuk mengarahkan workgroup.
Ketika mengalami pengalaman ini saya mulai merasakan Stress, dengan sebab seperti apa yang saya jabarkan. bahwa tidak sesuai dengan apa yang kita mau secara "idealnya" mau tidak mau maka harus ada yang mengalah dengan dasar rasionalitas atas kinerja kita juga.
Sementara sikap untuk membawa 1 kelompok dengan satu tujuan ataupun mengerucutkan perspektif yang lebar dapat dianggap menyebalkan atau "sok kuasa" dan jika tidak melakukan hal ini maka group akan mempunyai pandangan masing-masing.
Hal ini cenderung membawa kita pada kondisi "stress" dibawa tekanan 2 hal yang vital.
pernahkah anda merasa :
"akan lebih baik...."
"saya ingin sekali....."
"saya harus......"
hal tersebut menyatakan intensitas kita atas kemauan kita sendiri.... seberapa maunya.
Jika kita hanya merasakan intensitas yang lemah "akan lebih baik....." dan keputusan yang benar menjadi tidak kita ambil dan cenderung membuat kita stress karena apa yang mau kita kerjakan(ekpektasi) kita harus mati (mengalah) untuk kepentingan kolektif yang mungkin membawa kita kepada kesalahan.
Tapi jika anda mempunyai intensitas "saya harus..." dan digaungkan terus, anda akan mencari cara bagaimana untuk mengurangi intensitas penilaian orang atas "sok kuasa" anda . Apalagi kalau keputusan anda membawa orang pada jalan yang benar. Inilah yang dinamakan risk sebagai seorang pemimpin team. Dan tentunya, apabila sikap konsisten kita ini benar2 kuat sekali maka apa yang menjadi idealnya kita akan terpenuhi, walaupun tidak sepenuhnya. Maka anda tidak akan menghadapi stress berkelanjutan tapi hanya mengalami stress di awal saja, ketika masalah terpecahkan (selesai) maka berakhirlah stress anda.
Berbeda apabila anda memilih "akan lebih baik" maka stress yang anda hadapi akan kontinu karena apa yang menjadi ekpektasi anda tidak terjadi sementara anda menyadari tidak harusnya melakukan langkah tsb.....
Stress anda akan semakin parah....

Hal ini merupakan pengalaman pribadi
Dalam suatu kelompok tim, beberapa orang tidak mempunyai perspektif yang sama sebelum melakukan tugas masing-masing. apakah saya harus menyamakan perspektifnya ? tentu saja iya.
setelah itu, maka akan terjadi pengerjaan pada apa yang hendak kita lakukan... tapi pada prosesnya timbullah pro dan kontra ... apakah harus..... atau harus......
disinilah stress mulai muncul.
Jika anda bersikap terlalu resesif, mungkin anda akan mengalami stress yang pertama
begitu juga jika bersikap dominan maka stress yang dihadapi juga merupakan stress yang pertama dan dapat berupa ketidakhormatan orang lain kepada anda
adalah penting bagaimana kita dapat bersikap assertif dalam tim sehingga walaupun terlihat sok kuasa (bossy) tapi kita tetap bisa memanage hubungan dengan orang-orang yang bekerjasama dengan kita. Bukan sebagai pribadi yang bossy tapi sebagai pribadi yang berbaur. That's all . Karena kita bukanlah apa-apa tanpa teman-teman dan tim kita.
We're the social creature...

0 comments:

Post a Comment

 
Albert Wu ◄Design by Pocket, BlogBulk Blogger Templates