Friday, December 12, 2008

Kopi Asin Rasa Cinta

Friday, December 12, 2008 0
Seorang pria bertemu dengan seorang gadis di sebuah pesta, si gadis
tampil luar biasa cantiknya, banyak lelaki yang mencoba mengejar si
gadis. Sedangkan si pria sebetulnya tampil biasa saja dan tak ada yang
begitu
memperhatikan dia, tapi pada saat pesta selesai dia memberanikan
diri mengajak si gadis untuk sekedar mencari minuman hangat. si gadis
agak terkejut, tapi karena kesopanan si pria itu, si gadis mengiyakan
ajakannya.
Dan mereka berdua akhirnya duduk di sebuah coffee shop, tapi si pria
sangat gugup untuk berkata apa-apa suasana hening ini berlangsung cukup
lama, dan akhirnya si gadis mulai merasa tidak nyaman dan berkata, "Kita
pulang aja yuk...?!?".
Namun tiba-tiba si pria meminta sesuatu pada sang pramusaji, "Bisa minta
garam buat kopi saya?" Semua orang yang mendengar memandang dengan heran
ke arah si pria, aneh sekali!!. Wajahnya berubah merah, tapi tetap saja
dia memasukkan garam tersebut ke dalam kopinya dan meminumnya.
Si gadis dengan penasaran bertanya, "Kenapa kamu bisa punya hobi seperti
ini?", si pria menjawab, "Ketika saya kecil, saya tinggal di daerah
pantai dekat laut, saya suka bermain di laut, saya
dapat merasakan
rasanya laut, asin dan sedikit menggigit, sama seperti kopi asin ini.
Dan setiap saya minum kopi asin, saya selalu ingat masa kanak-kanak
saya, ingat kampung halaman, saya sangat rindu kampung halaman saya,
saya kangen kepada orang tua saya yang masih tinggal di sana."
Begitu berkata kalimat terakhir, mata si pria mulai berkaca-kaca, dan si
gadis sangat tersentuh akan perasaan tulus dari ucapan pria di
hadapannya itu. Si gadis berpikir bila seorang pria dapat bercerita
bahwa ia rindu kampung halamannya, pasti pria itu mencintai rumahnya,
perduli akan rumahnya dan mempunyai tanggung jawab terhadap rumahnya.
Kemudian si gadis juga mulai berbicara, bercerita juga tentang kampung
halamannya nun jauh di sana, masa kecilnya, dan keluarganya. Suasana
kaku langsung berubah menjadi sebuah perbincangan yang hangat juga
akhirnya menjadi sebuah awal yang indah dalam cerita mereka berdua.
Mereka akhirnya
berpacaran. Si gadis akhirnya menemukan bahwa si pria
itu adalah seorang lelaki yang dapat memenuhi segala permintaannya, dia
sangat perhatian, berhati baik, hangat, sangat perduli .. betul-betul
seseorang yang sangat baik. Si gadis hampir saja kehilangan seorang
lelaki seperti itu! Untung ada kopi asin!!


Kemudian cerita berlanjut seperti layaknya setiap cerita cinta yang
indah, si gadis menikah dengan si pria dan mereka hidup bahagia
selamanya, dan setiap saat si gadis membuat kopi untuk si pria, ia
membubuhkan garam di dalamnya, karena ia tahu bahwa itulah yang disukai
oleh pangerannya.
Setelah 40 tahun, si pria meninggal dunia, dan meninggalkan sebuah surat
yang berkata, "Sayangku yang tercinta, mohon maafkan saya, maafkan kalau
seumur hidupku adalah dusta belaka. Hanya sebuah kebohongan yang aku
katakan padamu ... tentang kopi asin. Ingat sewaktu kita pertama kali
jalan bersama? Saya sangat gugup
waktu itu, sebenarnya saya ingin minta
gula tapi malah berkata garam. Sulit sekali bagi saya untuk merubahnya
karena kamu pasti akan tambah merasa tidak nyaman, jadi saya maju terus.
Saya tak pernah terpikir bahwa hal itu ternyata menjadi awal komunikasi
kita! Saya mencoba untuk berkata sejujurnya selama ini, tapi saya
terlalu takut melakukannya, karena saya telah berjanji untuk tidak
membohongimu untuk suatu apa pun. Sekarang saya sekarat, saya tidak
takut apa-apa lagi jadi saya katakan padamu yang sejujurnya, saya tidak
suka kopi asin, betul-betul aneh dan rasanya tidak enak. Tapi saya
selalu dapat kopi asin seumur hidupku sejak bertemu denganmu, dan saya
tidak pernah sekalipun menyesal untuk segala sesuatu yang saya lakukan
untukmu. Memilikimu adalah kebahagiaan terbesar dalam seluruh hidupku.
Bila saya dapat hidup untuk kedua kalinya, saya tetap ingin bertemu kamu
lagi dan memilikimu seumur hidupku, meskipun
saya harus meminum kopi
asin itu lagi.
Air mata si gadis betul-betul membuat surat itu menjadi basah. Kemudian
hari bila ada seseorang yang bertanya padanya, apa rasanya minum kopi
pakai garam? Si gadis pasti menjawab dengan yakin,
"Rasanya manis !! "
===============
Kadang anda merasa anda mengenal seseorang lebih baik dari orang lain,
tapi hanya untuk menyadari bahwa pendapat anda tentang seseorang itu
bukan seperti yang anda gambarkan. Sama seperti kejadian kopi asin tadi.
Tambahkan Cinta dan Kurangi Benci karena terkadang garam terasa lebih
manis daripada gula.
Hidup adalah sebuah seni hidup yang teramat indah,
Nikmatilah dengan tanggung jawab dan rasa syukur, Apapun kelebihan dan
kekurangan pasangan anda.

Sunday, December 7, 2008

Pohon, Daun & Angin

Sunday, December 7, 2008 0
Sebuah cerita yang terkadang kita tidak menyadarinya telah terjadi didalam kehidupan nyata kita...

~ POHON ~

AKU selalu menggunakan gambar pohon pada sisi kanan sebagai trademark pada semua lukisanku. AKU telah berpacaran sebanyak 5 kali... Ada satu wanita yang sangat AKU cintai.. tapi AKU tidak punya keberanian untuk mengatakannya. .. Dia tidak cantik.. tidak memiliki tubuh yang sexy.. Dia sangat peduli dengan orang lain.. religius tapi.. dia hanya wanita biasa saja. AKU menyukainya. .sangat menyukainya. Gayanya yang innocent dan apa adanya.. kemandirian nya..kepandaiannya dan kekuatannya. .. Alasan AKU tidak mengajaknya kencan karena... AKU merasa dia sangat biasa dan tidak serasi untukku... AKU takut...jika kami bersama semua perasaan yang indah ini akan hilang... AKU takut kalau gosip2 yang ada akan menyakitinya. .. AKU merasa dia adalah "sahabatku". ..
AKU akan memilikinya tiada batasnya... tidak harus memberikan semuanya hanya untuk dia... Alasan yang terakhir..membuat dia menemaniku dalam berbagai pergumulan selama 3 tahun ini... Dia tau AKU mengejar gadis2 lain dan AKU telah membuatnya menangis selama 3 tahun...

Ketika AKU mencium pacarku yang ke-2 terlihat olehnya... Dia hanya tersenyum dengan berwajah merah... "lanjutkan saja" katanya, setelah itu pergi meninggalkan kami. Esoknya, matanya bengkak..dan merah... AKU sengaja tidak mau memikirkan apa yang menyebabkannya menangis... but AKU tertawa...bercanda dengannya seharian di ruang itu... Di sudut ruang itu dia menangis... dia tidak tau bahwa AKU kembali untuk mengambil sesuatu yang tertinggal.. . Hampir 1 jam kulihat dia menangis disana....

Pacarku yang ke-4 tidak menyukainya. .. Pernah sekali mereka berdua perang dingin, AKU tau bukan sifatnya untuk memulai perang dingin... Tapi AKU masih tetap bersama pacarku...AKU berteriak padanya dan matanya penuh dengan air mata sedih dan kaget... AKU tidak memikirkan perasaannya dan pergi meninggalkannya bersama pacarku... Esoknya masih tertawa dan bercanda denganku seperti tidak ada yang terjadi sebelumnya.. . AKU tau dia sangat sedih dan kecewa tapi dia tidak tau bahwa sakit hatiku sama buruknya dengan dia... AKU juga sedih...

Ketika AKU putus dengan pacarku yang ke 5, AKU mengajaknya pergi...Setelah kencan satu hari itu, AKU mengatakan bahwa ada sesuatu yang ingin kukatakan padanya...Dia mengatakan bahwa kebetulan sekali bahwa dia juga ingin mengatakan sesuatu padaku... AKU cerita tentang putusnya AKU dengan pacarku... Dia berkata bahwa dia sedang memulai suatu hubungan dengan seseorang...AKU tau pria itu... dia sering mengejarnya selama ini...Pria yang baik, penuh energi dan menarik... AKU tak bisa memperlihatkan betapa sakit hatiku, AKU hanya tersenyum dan mengucapkan selamat padanya...Ketika sampai di rumah, sakit hatiku bertambah kuat dan AKU tidak dapat menahannya.. . Seperti ada batu yang sangat berat didadaku...AKU tak bisa bernapas dan ingin berteriak namun apa daya...

Air mataku mengalir tak terasa aku menangis karenanya...Sudah sering AKU melihatnya menangis untuk pria yang mengacuhkan kehadirannya... Handphoneku bergetar...ternyata ada SMS masuk... SMS itu dikirim 10 hari yang lalu ketika aku sedih dan menangis...
SMS itu berbunyi,"DAUN terbang karena ANGIN bertiup atau karena POHON tidak memintanya untuk tinggal?"


~ DAUN ~

AKU suka mengoleksi daun-daun, kenapa ? Karena AKU merasa bahwa DAUN untuk meninggalkan pohon yang selama ini ditinggali membutuhkan banyak kekuatan. Selama 3 thn AKU dekat dengan seorang pria, bukan sebagai pacar tapi "Sahabat". Tapi ketika dia mempunyai pacar untuk yang pertama kalinya...AKU mempelajari sebuah perasaan yang belum pernah aku pelajari sebelumnya - CEMBURU...Perasaan di hati ini tidak bisa digambarkan dengan menggunakan Lemon. Hal itu seperti 100 butir lemon busuk.

Mereka hanya bersama selama 2 bulan...Ketika mereka putus, AKU menyembunyikan perasaan yang luar biasa gembiranya. Tapi sebulan kemudian dia bersama seorang gadis lagi... AKU menyukainya dan AKU tau bahwa dia juga menyukaiku, tapi mengapa dia tidak mau mengatakannya? Jika dia mencintaiku, mengapa dia tidak memulainya dahulu untuk melangkah? Ketika dia punya pacar baru lagi, hatiku sedih... Waktu berjalan dan berjalan, hatiku sedih dan kecewa... AKU mulai mengira bahwa ini adalah cinta yang bertepuk sebelah tangan...Tapi..mengapa dia memperlakukanku lebih dari sekedar seorang teman?

Menyukai seseorang sangat menyusahkan hati...AKU tahu kesukaannya...kebiasaannya. .. Tapi perasaannya kepadaku tidak pernah bisa diketahui... Kau tidak mengharapkan AKU seorang wanita untuk mengatakannya bukan? Diluar itu, AKU mau tetap disampingnya. ..memberinya perhatian... menemani. ..dan mencintainya. .. Berharap suatu hari nanti dia akan datang dan mencintaiku. ..Hal itu seperti menunggu telephonenya tiap malam...mengharapkan mengirimku SMS... AKU tau sesibuk apapun dia, pasti meluangkan waktunya untuk ku...Karena itu, AKU menunggunya. ..3 tahun cukup berat untuk kulalui dan AKU mau menyerah...Kadang AKU berpikir untuk tetap menunggu...Dilema yang menemaniku selama 3 tahun ini...

Akhir tahun ke-3, seorang pria mengejarku.. .setiap hari dia mengejarku tanpa lelah... Segala daya upaya telah dilakukan walau seringkali ada penolakan dariku... AKU berpikir...apakah aku ingin memberikan ruang kecil di hatiku untuknya ?!.. Dia seperti angin yang hangat dan lembut, mencoba meniup daun untuk terbang dari pohon... Akhirnya, AKU sadar bahwa AKU tidak ingin memberikan Angin ini ruang yang kecil di hatiku... AKU tau Angin akan membawa pergi Daun yang lusuh jauh dan ketempat yang lebih baik...

Akhirnya AKU meninggalkan Pohon...tapi Pohon hanya tersenyum dan tidak memintaku untuk tinggal...AKU sangat sedih memandangnya tersenyum ke arahku... "DAUN terbang karena ANGIN bertiup atau karena POHON tidak memintanya untuk tinggal?"


~ ANGIN ~

AKU menyukai seorang gadis bernama Daun...karena dia sangat bergantung pada Pohon..jadi aku harus menjadi ANGIN yang kuat... Angin akan meniup Daun terbang jauh... Pertama kalinya..AKU melihat seseorang memperhatikan kami...Ketika itu, dia selalu duduk disana sendirian atau dengan teman2nya memerhatikan Pohon...Ketika Pohon berbicara dengan gadis2, ada cemburu di matanya...Ketika Pohon melihat ke arah Daun, ada senyum di matanya...Memperhatikannya menjadi kebiasaanku. ..seperti daun yang suka melihat Pohon. Satu hari saja tak kulihat dia...AKU merasa sangat kehilangan.. .

Di sudut ruang itu, ku lihat pohon sedang memperhatikan daun...Air mengalir di mata daun ketika Pohon pergi...Esoknya...Ku lihat Daun di tempatnya yang biasa, sedang memperhatikan Pohon... AKU melangkah dan tersenyum padanya...Kuambil secarik kertas..kutulis dan kuberikan padanya... Dia sangat kaget... Dia melihat ke arahku, tersenyum dan menerima kertas dariku...Esoknya...dia datang...menghampiriku dan memberikan kembali kertas itu...Hati Daun sangat kuat dan Angin tidak bisa meniupnya pergi, hal itu karena Daun tidak mau meninggalkan Pohon. AKU melihat kearahnya... kuhampiri dengan kata2 itu...Sangat pelan...dia mulai membuka dirinya dan menerima kehadiranku dan telponku...

AKU tau orang yang dia cintai bukan AKU...tapi AKU akan berusaha agar suatu hari dia menyukaiku.. . Selama 4 bln, AKU telah mengucapkan kata Cinta tidak kurang dari 20x kepadanya...Hampir tiap kali dia mengalihkan pembicaraan. ..tapi AKU tidak menyerah...Keputusanku bulat....AKU ingin memilikinya. ..dan berharap dia akan setuju menjadi pacarku.... Aku bertanya," apa yang kau lakukan? Kenapa kau tidak pernah membalas? Mengapa kau selalu membisu?" Dia berkata, "AKU menengadahkan kepalaku"... "Ah?" Aku tidak percaya dengan apa yang kudengar..."Aku menengadahkan kepalaku" dia berteriak... Kuletakkan telepon..... .melompat. ...berlari seribu langkah...kerumahnya...Dia membuka pintu bagiku...Ku peluk erat-erat tubuhnya... "DAUN terbang karena tiupan ANGIN atau karena POHON tidak memintanya untuk tinggal?"

Warning : Jadi, jgn sia2in org2 yg betul2 kmu sayangi, jgn telat menyadari rasa sayang kmu...biar gak nyesal seperti "Pohon".....

Friday, December 5, 2008

To Love Unconditionally

Friday, December 5, 2008 0
Lima tahun usia pernikahanku dengan Ellen sungguh masa yang sulit. Semakin hari semakin tidak ada kecocokan diantara kami. Kami bertengkar karena hal-hal kecil. Karena Ellen lambat membukakan pagar saat aku pulang kantor. Karena meja sudut di ruang keluarga yang ia beli tanpa membicarakannya denganku, bagiku itu hanya membuang uang saja.

Hari ini, 27 Agustus adalah ulang tahun Ellen. Kami bertengkar pagi ini karena Ellen kesiangan membangunkanku. Aku kesal dan tak mengucapkan selamat ulang tahun padanya, kecupan di keningnya yang biasa kulakukan di hari ulang tahunnya tak mau kulakukan. Malam sekitar pukul 7, Ellen sudah 3 kali menghubungiku untuk memintaku segera pulang dan makan malam bersamanya, tentu saja permintaannya tidak kuhiraukan.

Jam menunjukkan pukul 10 malam, aku merapikan meja kerjaku dan beranjak pulang. Hujan turun sangat deras, sudah larut malam tapi jalan di tengah kota Jakarta masih saja macet, aku benar-benar dibuat kesal oleh keadaan. Membayangkan pulang dan bertemu dengan Ellen membuatku semakin kesal!
Akhirnya aku sampai juga di rumah pukul 12 malam, dua jam perjalanan kutempuh yang biasanya aku hanya membutuhkan waktu 1 jam untuk sampai di rumah.

Kulihat Ellen tertidur di sofa ruang keluarga. Sempat aku berhenti di hadapannya dan memandang wajahnya. “Ia sungguh cantik” kataku dalam hati, “Wanita yang menjalin hubungan denganku selama 7 tahun sejak duduk di bangku SMA yang kini telah kunikahi selama 5 tahun, tetap saja cantik”. Aku menghela nafas dan meninggalkannya pergi, aku ingat kalau aku sedang kesal sekali dengannya.

Aku langsung masuk ke kamar. Di meja rias istriku kulihat buku itu, buku coklat tebal yang dimiliki oleh istriku. Bertahun-tahun Ellen menulis cerita hidupnya pada buku coklat itu. Sejak sebelum menikah, tak pernah ia ijinkan aku membukanya. Inilah saatnya! Aku tak mempedulikan Ellen, kuraih buku coklat itu dan kubuka halaman demi halaman secara acak.

14 Februari 1996. Terima kasih Tuhan atas pemberianMu yang berarti bagiku, Vincent, pacar pertamaku yang akan menjadi pacar terakhirku.

Hmm… aku tersenyum, Ellen yakin sekali kalau aku yang akan menjadi suaminya.

6 September 2001, Tak sengaja kulihat Vincent makan malam dengan wanita lain sambil tertawa mesra. Tuhan, aku mohon agar Vincent tidak pindah ke lain hati.

Jantungku serasa mau berhenti...

23 Oktober 2001, Aku menemukan surat ucapan terima kasih untuk Vincent, atas candle light dinner di hari ulang tahun seorang wanita dengan nama Melly. Siapakah dia Tuhan? Bukakanlah mataku untuk apa yang Kau kehendaki agar aku ketahui…

Jantungku benar-benar mau berhenti. Melly, wanita yang sempat dekat denganku disaat usia hubunganku dengan Ellen telah mencapai 5 tahun. Melly, yang karenanya aku hampir saja mau memutuskan hubunganku dengan Ellen karena kejenuhanku. Aku telah memutuskan untuk tidak bertemu dengan Melly lagi setelah dekat dengannya selama 4 bulan, dan memutuskan untuk tetap setia kepada Ellen. Aku sungguh tak menduga kalau Ellen mengetahui hubunganku dengan Melly.

4 Januari 2002, Aku dihampiri wanita bernama Melly, Ia menghinaku dan mengatakan Vincent telah selingkuh dengannya. Tuhan, beri aku kekuatan yang berasal daripadaMu.

Bagaimana mungkin Ellen sekuat itu, ia tak pernah mengatakan apapun atau menangis di hadapanku setelah mengetahui aku telah menghianatinya. Aku tahu Melly, dia pasti telah membuat hati Ellen sangat terluka dengan kata-kata tajam yang keluar dari mulutnya. Nafasku sesak, tak mampu kubayangkan apa yang Ellen rasakan saat itu.

14 Februari 2002, Vincent melamarku di hari jadi kami yang ke-6. Tuhan apa yang harus kulakukan? Berikan aku tanda untuk keputusan yang harus kuambil.

14 Februari 2003, Hari minggu yang luar biasa, aku telah menjadi Nyonya Alexander Vincent Winoto. Terima kasih Tuhan!

18 Juli 2005, Pertengkaran pertama kami sebagai keluarga. Aku harap aku tak kemanisan lagi membuatkan teh untuknya. Tuhan, bantu aku agar lebih berhati-hati membuatkan teh untuk suamiku.

7 April 2006, Vincent marah padaku, aku tertidur pulas saat ia pulang kantor sehingga ia menunggu di depan rumah agak lama. Seharian aku berada mall mencari jam idaman Vincent, aku ingin membelikan jam itu di hari ulang tahunnya yang tinggal 2 hari lagi. Tuhan, beri kedamaian di hati Vincent agar ia tidak marah lagi padaku, aku tak akan tidur di sore hari lagi kalau Vincent belum pulang walaupun aku lelah.

Aku mulai menangis, Ellen mencoba membahagiakanku tapi aku malah memarahinya tanpa mau mendengarkan penjelasannya. Jam itu adalah jam kesayanganku yang kupakai sampai hari ini, tak kusadari ia membelikannya dengan susah payah.

15 November 2007, Vincent butuh meja untuk menaruh kopi di ruang keluarga, dia sangat suka membaca di sudut ruang itu. Tuhan, bantu aku menabung agar aku dapat membelikan sebuah meja, hadiah Natal untuk Vincent.

Aku tak dapat lagi menahan tangisanku, Ellen tak pernah mengatakan meja itu adalah hadiah Natal untukku. Ya, ia memang membelinya di malam Natal dan menaruhnya hari itu juga di ruang keluarga.

Aku sudah tak sanggup lagi membuka halaman berikutnya. Ellen sungguh diberi kekuatan dari Tuhan untuk mencintaiku tanpa syarat. Aku berlari keluar kamar, kukecup kening Ellen dan ia terbangun… “Maafkan aku Ellen, Aku mencintaimu, Selamat ulang tahun…”

Ciptakan Nilai tambah !

Rabu, 3 desember 2008

Saya menghadiri Wirausaha Muda Mandiri Award yang diselenggarakan bank Mandiri sebagai wujud CSR nya bank Mandiri. Perhelatan akbar ini dihadiri oleh Wakil Presiden, Bapak Jusuf Kalla beserta beberapa menteri dan kalangan pengusaha dan tak terkecuali, 1500 peserta teman-teman mahasiswa dari berbagai universitas PTN dan PTS di Jakarta dan Bandung .  Pada malam penganugerahan WMM Award , pak Sofyan Djalil selaku Meneg BUMN menyampaikan suatu kisah yang dapat dijadikan pelajar, yaitu tentang nilai tambah. Pak Sofyan mengisahkan ketika ketika dia masih sekolah di luar negeri, dia mengenal seorang teman orang Amerika yang sering dia mintai bantuan dalam mengoreksi grammar untuk paper yang dia buat. Suatu kali, temannya pindah ke apartemen , dan pak Sofyan mengunjungi apartemen temannya tersebut. 

Dia bertanya , Apartemen siapa ini kepada temannya dan temannya menjawab bahwa dia tidak tahu. Pak Sofyan bertanya begitu karena kaget dengan temannya yang mau mengecat kembali dan memperbaiki apartemen tersebut. 
karena dirudung oleh rasa keingintahuan yang tinggi , dia pun bertanya "kenapa kamu mau melakukan semua ini ?" kepada temannya

Temannya menjawab, "Saya mau menciptakan nilai tambah, dimanapun saya berada"

Alangkah membuka wawasan kisah ini, coba bandingkan perspektif orang barat dengan orang timur seperti kita. Oleh sebab itu mereka maju, Nilai tambah , itulah kata kuncinya !
Bagi entrepreneurial landscape, hal ini sangat penting. Negara kita krisis orang-orang yang mampu menciptakan nilai tambah bagi perekonomian indonesia.
Seorang Entrepreneur haruslah mampu melihat hal yang baru, think out of box, menciptakan nilai tambah yang nantinya dapat membuat kita bersaing , menaikkan nilai saing di era globalisasi ini. Apalagi dalam himpitan krisis ekonomi global yang mendera dan tampaknya tidak akan reda dalam kurun waktu dekat. Nilai tambah, menjadi salah satu poin bagi kita untuk bisa survive di tengah krisis dan kondisi yang tidak menentu.

Krisis ekonomi jalan, tapi kita tidak boleh krisis akal dan mental agar dapat terus menjalani semua ini.


Hachiko, Kesetiaan Seekor Anjing


Hachiko, kesetiaan seekor anjing
Di Kota Shibuya, Jepang, tepatnya di alun-alun sebelah timur Stasiun
Kereta Api Shibuya, terdapat patung yang sangat termasyur. Bukan
patung pahlawan ataupun patung selamat datang, melainkan patung
seekor anjing. Dibuat oleh Ando Takeshi pada tahun 1935 untuk
mengenang kesetiaan seekor anjing kepada tuannya.

Seorang Profesor setengah tua tinggal sendirian di Kota Shibuya.
Namanya Profesor Hidesamuro Ueno. Dia hanya ditemani seekor anjing
kesayangannya, Hachiko. Begitu akrab hubungan anjing dan tuannya itu
sehingga kemanapun pergi Hachiko selalu mengantar. Profesor itu
setiap hari berangkat mengajar di universitas selalu menggunakan
kereta api.. Hachiko pun setiap hari setia menemani Profesor sampai
stasiun. Di stasiun Shibuya ini Hachiko dengan setia menunggui
tuannya pulang tanpa beranjak pergi sebelum sang profesor kembali.
Dan ketika Profesor Ueno kembali dari mengajar dengan kereta api, dia
selalu mendapati Hachiko sudah menunggu dengan setia di stasiun.
Begitu setiap hari yang dilakukan Hachiko tanpa pernah bosan.

Musim dingin di Jepang tahun ini begitu parah. Semua tertutup salju.
Udara yang dingin menusuk sampai ke tulang sumsum membuat warga
kebanyakan enggan ke luar rumah dan lebih memilih tinggal dekat
perapian yang hangat.

Pagi itu, seperti biasa sang Profesor berangkat mengajar ke kampus.
Dia seorang profesor yang sangat setia pada profesinya. Udara yang
sangat dingin tidak membuatnya malas untuk menempuh jarak yang jauh
menuju kampus tempat ia mengajar. Usia yang semakin senja dan tubuh
yang semakin rapuh juga tidak membuat dia beralasan untuk tetap
tinggal di rumah. Begitu juga Hachiko, tumpukan salju yang tebal
dimana-mana tidak menyurutkan kesetiaan menemani tuannya berangkat
kerja. Dengan jaket tebal dan payung yang terbuka, Profesor Ueno
berangkat ke stasun Shibuya bersama Hachiko.
Tempat mengajar Profesor Ueno sebenarnya tidak terlalu jauh dari
tempat tinggalnya. Tapi memang sudah menjadi kesukaan dan kebiasaan
Profesor untuk naik kereta setiap berangkat maupun pulang dari
universitas.

Kereta api datang tepat waktu. Bunyi gemuruh disertai terompet
panjang seakan sedikit menghangatkan stasiun yang penuh dengan orang-
orang yang sudah menunggu itu. Seorang awak kereta yang sudah hafal
dengan Profesor Ueno segera berteriak akrab ketika kereta berhenti.
Ya, hampir semua pegawai stasiun maupun pegawai kereta kenal dengan
Profesor Ueno dan anjingnya yang setia itu, Hachiko. Karena memang
sudah bertahun-tahun dia menjadi pelanggan setia kendaraan berbahan
bakar batu bara itu.

Setelah mengelus dengan kasih sayang kepada anjingnya layaknya dua
orang sahabat karib, Profesor naik ke gerbong yang biasa ia tumpangi.
Hachiko memandangi dari tepian balkon ke arah menghilangnya profesor
dalam kereta, seakan dia ingin mengucapkan,†saya akan menunggu tuan
kembali.â€

“ Anjing manis, jangan pergi ke mana-mana ya, jangan pernah pergi
sebelum tuan kamu ini pulang!†teriak pegawai kereta setengah
berkelakar.

Seakan mengerti ucapan itu, Hachiko menyambut dengan suara agak
keras,â€guukh!â€
Tidak berapa lama petugas balkon meniup peluit panjang, pertanda
kereta segera berangkat. Hachiko pun tahu arti tiupan peluit panjang
itu. Makanya dia seakan-akan bersiap melepas kepergian profesor
tuannya dengan gonggongan ringan. Dan didahului semburan asap yang
tebal, kereta pun berangkat. Getaran yang agak keras membuat salju-
salju yang menempel di dedaunan sekitar stasiun sedikit berjatuhan.

Di kampus, Profesor Ueno selain jadwal mengajar, dia juga ada tugas
menyelesaikan penelitian di laboratorium. Karena itu begitu selesai
mengajar di kelas, dia segera siap-siap memasuki lab untuk
penelitianya. Udara yang sangat dingin di luar menerpa Profesor yang
kebetulah lewat koridor kampus.

Tiba-tiba ia merasakan sesak sekali di dadanya. Seorang staf pengajar
yang lain yang melihat Profesor Ueno limbung segera memapahnya ke
klinik kampus. Berawal dari hal yang sederhana itu, tiba-tiba kampus
jadi heboh karena Profesor Ueno pingsan. Dokter yang memeriksanya
menyatakan Profesor Ueno menderita penyakit jantung, dan siang itu
kambuh. Mereka berusaha menolong dan menyadarkan kembali Profesor.
Namun tampaknya usaha mereka sia-sia. Profesor Ueno meninggal dunia.
Segera kerabat Profesor dihubungi. Mereka datang ke kampus dan
memutuskan membawa jenazah profesor ke kampung halaman mereka, bukan
kembali ke rumah Profesor di Shibuya..

Menjelang malam udara semakin dingin di stasiun Shibuya. Tapi Hachiko
tetap bergeming dengan menahan udara dingin dengan perasaan gelisah.
Seharusnya Profesor Ueno sudah kembali, pikirnya. Sambil mondar-
mandir di sekitar balkon Hachiko mencoba mengusir kegelisahannya.
Beberapa orang yang ada di stasiun merasa iba dengan kesetiaan anjing
itu. Ada yang mendekat dan mencoba menghiburnya, namun tetap saja
tidak bisa menghilangkan kegelisahannya.

Malam pun datang. Stasiun semakin sepi. Hachiko masih menunggu di
situ. Untuk menghangatkan badannya dia meringkuk di pojokan salah
satu ruang tunggu. Sambil sesekali melompat menuju balkon setiap kali
ada kereta datang, mengharap tuannya ada di antara para penumpang
yang datang. Tapi selalu saja ia harus kecewa, karena Profesor Ueno
tidak pernah datang. Bahkan hingga esoknya, dua hari kemu dian , dan
berhari-hari berikutnya dia tidak pernah datang. Namun Hachiko tetap
menunggu dan menunggu di stasiun itu, mengharap tuannya kembali.
Tubuhnya pun mulai menjadi kurus.

Para pegawai stasiun yang kasihan melihat Hachiko dan penasaran
kenapa Profesor Ueno tidak pernah kembali mencoba mencari tahu apa
yang terjadi. Akhirnya didapat kabar bahwa Profesor Ueno telah
meninggal dunia, bahkan telah dimakamkan oleh kerabatnya.

Mereka pun berusaha memberi tahu Hachiko bahwa tuannya tak akan
pernah kembali lagi dan membujuk agar dia tidak perlu menunggu terus.
Tetapi anjing itu seakan tidak percaya, atau tidak peduli. Dia tetap
menunggu dan menunggu tuannya di stasiun itu, seakan dia yakin bahwa
tuannya pasti akan kembali. Semakin hari tubuhnya semakin kurus
kering karena jarang makan.

Akhirnya tersebarlah berita tentang seekor anjing yang setia terus
menunggu tuannya walaupun tuannya sudah meninggal. Warga pun banyak
yang datang ingin melihatnya. Banyak yang terharu. Bahkan sebagian
sempat menitikkan air matanya ketika melihat dengan mata kepala
sendiri seekor anjing yang sedang meringkuk di dekat pintu masuk
menunggu tuannya yang sebenarnya tidak pernah akan kembali. Mereka
yang simpati itu ada yang memberi makanan, susu, bahkan selimut agar
tidak kedinginan.

Selama 9 tahun lebih, dia muncul di station setiap harinya pada pukul
3 sore, saat dimana dia biasa menunggu kepulangan tuannya. Namun hari-
hari itu adalah saat dirinya tersiksa karena tuannya tidak kunjung
tiba. Dan di suatu pagi, seorang petugas kebersihan stasiun tergopoh-
gopoh melapor kepada pegawai keamanan. Sejenak kemu dian suasana
menjadi ramai. Pegawai itu menemukan tubuh seekor anjing yang sudah
kaku meringkuk di pojokan ruang tunggu. Anjing itu sudah menjadi
mayat. Hachiko sudah mati. Kesetiaannya kepada sang tuannya pun
terbawa sampai mati.

Warga yang mendengar kematian Hachiko segera berduyun-duyun ke
stasiun Shibuya.. Mereka umumnya sudah tahu cerita tentang kesetiaan
anjing itu. Mereka ingin menghormati untuk yang terakhir kalinya.
Menghormati sebuah arti kesetiaan yang kadang justru langka terjadi
pada manusia.

Mereka begitu terkesan dan terharu. Untuk mengenang kesetiaan anjing
itu mereka kemu dian membuat sebuah patung di dekat stasiun Shibuya.
Sampai sekarang taman di sekitar patung itu sering dijadikan tempat
untuk membuat janji bertemu. Karena masyarakat di sana berharap ada
kesetiaan seperti yang sudah dicontohkan oleh Hachiku saat mereka
harus menunggu maupun janji untuk datang.. Akhirnya patung Hachiku
pun dijadikan symbol kesetiaan. Kesetiaan yang tulus, yang terbawa
sampai mati.

Sungguh kisah yg menggugah hati.....tak habis2nya saya meneteskan air
mata membaca cerita hidup Hachiko....

Dealing with Difficult Customers

Dealing with Difficult Customers
by Dave Kahle.
It is easy to work with people you like, and it is even easier to work with people who like you. But that's not always the case. Sooner or later, you'll have to deal with a difficult customer.

Difficult customers come in a wide variety. There are those whose personality rubs you the wrong way. They may not be difficult for someone else, but they are for you. And then there are those who are difficult for everyone: Picky people, know-it-alls, egocentrics, fault-finders, constant complainers, etc. Every salesperson can list a number of the types.

But perhaps the most difficult for everyone is the angry customer. This is someone who feels that he or she has been wronged, and is upset and emotional about it. These customers complain, and they are angry about something you or your company did.

There are some sound business reasons to become adept in handling an angry customer. Research indicates that customers who complain are likely to continue doing business with your company if they feel that they were treated properly. It's estimated that as many as 90% of customers who perceive themselves as having been wronged never complain, they just take their business elsewhere. So, angry, complaining customers care enough to talk to you, and have not yet decided to take their business to the competition. They are customers worth saving.

Not only are there benefits to your company, but you personally gain as well. Become adept at handling angry customers, and you¢ll feel much more confident in your own abilities. If you can handle this, you can handle anything. While any one can work with the easy people, it takes a real professional to be successful with the difficult customers. Your confidence will grow, your poise will increase, and your self-esteem will intensify.

On the other hand, if you mishandle it, and you'll watch the situation dissolve into lost business and upset people. You may find yourself upset for days.

So, how do you handle an angry, complaining customer? Let's begin with a couple tools you can use in these situations.

1. RESPECT. It can be difficult to respect a person who may be yelling, swearing or behaving like a two-year-old. I'm not suggesting you respect the behavior, only that you respect the person. Keep in mind that 99 times out of 100 you are not the object of the customer's anger. You are like a small tree in the path of a swirling tornado. But unlike the small tree, you have the power to withstand the wind.

What is the source of your power? Unlike the customer, you are not angry, you are in control, and your only problem at the moment is helping him with his problem. If you step out of this positioning, and start reacting to the customer in an emotional way, you'll lose control, you¢ll lose your power, and the situation will be likely to escalate into a lose-lose for everyone. So, begin with a mindset that says, "No matter what, I will respect the customer."

2. EMPATHY. Put yourself in the customer's shoes, and try to see the situation from his/her perspective. Don't try and cut him off, don't urge him to calm down. Instead, listen carefully. If someone is angry or upset, it is because that person feels injured in some way. Your job is to let the customer vent and to listen attentively in order to understand the source of that frustration. When you do that, you send a powerful unspoken message that you care about him and his situation.

Often, as the customer comes to realize that you really do care and that you are going to attempt to help him resolve the problem, the customer will calm down on his own, and begin to interact with you in a positive way.

Here's how you can use these two tools in an easily-remembered process for dealing with angry customers.

CRACK THE EGG

Imagine that you have a hard-boiled egg. The rich yellow yolk at the center of the egg represents the solution to the customer's problem, the hardened white which surrounds the yolk represents the details of the customer's situation, and the hard shell represents his/her anger.

In order to get to the yolk, and resolve the situation, you must first crack the shell. In other words, you have got to penetrate the customer¢s anger. Then you've got to cut through the congealed egg white. That means that you understand the details of the customer¢s situation. Finally, you're at the heart of the situation, where you can offer a solution to the customer's problem.

So, handling an angry customer is like cutting through a hard-boiled egg. Here's a four-step process to help you do so.

1. LISTEN.
Let's say you stop to see one of your regular customers. He doesn't even give you time to finish your greeting before he launches into a tirade.

At this point, about all you can do is LISTEN. And that's what you do. You don't try and cut him off, you don't urge him to calm down. Not just yet. Instead, you listen carefully. And as you listen, you begin to piece together his story. He ordered a piece of equipment three weeks ago. You quoted him X price and delivery by last Friday for a project that's starting this week. Not only is the equipment not there, but he received an invoice for it at a different price than was quoted.

"What kind of shoddy operation is this?" he wants to know. Do you understand how important his project is? Do you know how much time and money is at stake? If he doesn't get his equipment and something happens to this project, you're going to pay for it. He knew, he just knew he should have ordered the equipment from your competitor. What are you going do about it?

Now you have the basic story. Hopefully, after this gush of frustration, there will be a pause while he comes up for air.

More often than not, once the customer has had an initial chance to vent his rage, it's going to die down a little, and that's your opportunity to take step in.

Even if he has started calming down on his own, there comes a moment - and I can almost guarantee you'll sense it - to help calm him down. Try something along the lines of: "It sounds like something has gone wrong, and I can understand your frustration. I'm sorry you're experiencing this problem. Let's take a look at the next step."

Try to calm yourself first, and then to acknowledge his feelings. Say, "I can tell you're upset..." or, "It sounds like you're angry..." then connect to the customer by apologizing, or empathizing. When you say something like "I'm sorry that happened. If I were you, I'd be frustrated, too." It's amazing how much of a calming effect that can have.

Remember, anger is a natural, self-defensive reaction to a perceived wrong. If there is a problem with your company¢s product or service, some frustration and disappointment is justified.

This is so important, let me repeat it. First you listen carefully and completely to the customer. Then you empathize with what the customer is feeling, and let him or her know that you understand. This will almost always calm the customer down. You've cracked the shell of the egg. Now, you can proceed to deal with the problem

2. IDENTIFY THE PROBLEM.
Sometimes while the angry customer is venting, you'll be able to latch right on to the problem because it's clear-cut. Something is broken. Or late. Or he thinks a promise has been broken.
But sometimes in the middle of all that rage, it's tough to comprehend the bottom-line issue. This is a good place for some specific questions. Ask the customer to give you some details. "What day did he order it, when exactly was it promised. What is his situation at the moment?" These kind of questions force the customer to think about facts instead of his/her feelings about those facts. So, you interject a more rational kind of conversation. Think of this step of the process as cutting through the white of the egg to get to the yolk at the center.

It's important, when you think you understand the details, to restate the problem. You can say, "Let me see if I have this right. You were promised delivery last Friday, because you need it for an important project this coming week. But you haven't received our product yet. Is that correct?"

He will probably acknowledge that you've sized up the situation correctly. Or, he may say, "No, that's not right" and then proceed to explain further. In either case the outcome is good, because you will eventually understand his situation correctly, and have him tell you that "Yes, that's right."

And at that point you can apologize. Some people believe that an apology is an acknowledgment of wrongdoing. But you can appreciate and apologize for the customer's inconvenience without pointing fingers. Just say, "Mr. Brady, I'm sorry this has happened." Or "Mr. Brady. I understand this must be very frustrating. Let's just see what we can do fix it, OK?"

3. AVOID BLAME.
You don't want to blame the customer by saying something like "Are you sure you understood the price and delivery date correctly?" This will just ignite his anger all over again because you are questioning his credibility and truth-telling.

And you don't want to blame your company or your suppliers Never say, "I¢m not surprised your invoice was wrong. It's been happening a lot." Or, "Yes, our backorders are way behind."

In general, you AVOID BLAME. Which is different than acknowledging responsibility. For example, if you know, for a fact, a mistake has been made, you can acknowledge it and apologize for it. "Mr. Brady, clearly there's a problem here with our performance. I can't change that, but let me see what I can do to help you out because I understand how important your project is."

4. RESOLVE THE PROBLEM.
Now you¢re at the heart of the egg. You won't always be able to fix the problem perfectly. And you may need more time than a single phone call. But it's critical to leave the irate customer with the understanding that your goal is to resolve the problem. You may need to say, "I'm going to need to make some phone calls." If you do, give the customer an idea of when you¢ll get back to him: "Later this afternoon." Or "First thing in the morning."

Then do it. Make the phone calls. Get the information. Find out what you can do for this customer and do it. Then follow up with the customer when you said you would. Even if you don't have all the information you need, call when you said you would and at least let him know what you've done, what you're working on and what your next step will be. Let the customer know that he and his business are important to you, that you understand his frustration, and that you're working hard to get things fixed.

Use the tools of respect and empathy, and the "crack the egg" process, and you'll move your professionalism up a notch.

The Seven Gifts of Business

Berikut ini saya cuplikan The Seven Gifts of Business dari Laurie Beth Jones, semoga bermanfaat.

At its best, business offers us seven gifts:

1. DIGNITY. The ability to create jobs that give people a sense of dignity and purpose, as well as a reason to get up in the morning, is one of the most important offerings of business.

2. ACKNOWLEDGMENT. Business ideally create an atmosphere where the gifts and talents of the people within them are recognized and rewarded. This recognition encourages people to grow

3. PROSPERITY. Business helps create abundance for entire communities, bringing new levels of activity and prosperity to entire groups of people. If you've ever driven through a ghost town, you will recognize that where there is no commerce, entire communities dry up and ...die

4. INTEGRITY. Businesses can survive only if they create value and deliver goods and services as promised, on time

5. SERVICE. Businesses must constantly evaluate how they treat their customers. Successful businesses have a culture of service and respect that can elevate the self-esteem of everyone they encounter

6. COMMUNITY. Businesses create a community where people interact, and get to know and care for one another. In many instances, the workplace has become the village

7. CHALLENGE. Businesses constantly challenge people to stretch emotionally, intellectually, and spiritually, learning as they grow.

Monday, December 1, 2008

Kuda, Wortel dan Rumput

Monday, December 1, 2008 0
Kadang-kadang cinta butuh waktu untuk menunggu.....

Suatu hari ketika aku sedang ngobrol dengan "seseorang" yang telah kukenal sejak SMA... hari itu rasanya perasaanku terbuka lagi untuk kesekian lagi setelah meninggalkan dan menghilang dari hadapannya selama dua tahun. Berbicara tentang masa lalu dan cowok yang pernah menjadi pacarnya dan mengejarnya . Sampailah pada perbincangan , terfokus pada seorang cowok. Yang dia penasaran, kenapa si pria tersebut akhirnya menyerah juga dan mencari cewek lain.
Karena aku tidak ingin menyakiti perasaannya , maka aku terinspirasi untuk menceritakan suatu cerita yang simpel, sederhana dan mudah ditangkap oleh dirinya. Yaitu tentang Kuda, wortel dan rumput. Walaupun tidak diceritakan dengan gaya yang baku dan lengkap,namun dia menangkap maksudnya.

Berikut ini aku akan menceritakan tentang cerita tersebut secara lengkap

Ada seorang petani, karena memiliki kuda yang kelelahan dan kelaparan.
Karena perjalanan masih jauh dan sedang mengejar waktu.
Akhirnya dia mencari ide, bagaimana kuda tersebut bisa tetap berjalan dengan semangat. Terpikirlah olehnya makanan sebagai pemancing kuda itu. Maka dengan sisa-sisa panenannya , salah satunya wortel digunakan untuk memancing kuda tersebut.
Wortel itu digantungkan dengan jarak 30 cm dari jangkauan kuda tersebut agar kuda tersebut dapat tetap melihat wortel dan semangat berjalan...
Akhirnya kuda tersebut berhasil sampai ke tempat yang ada padang rumput.
Kemudian si petani pun mengistirahatkan kuda tersebut di padang rumput tersebut

Kemudian aku bertanya, kuda tersebut kira-kira akan memilih yang mana ?
tentunya rumput bukan ? lebih hijau, lebih muda dan banyak lagi....

Hal ini aku hubungkan dengan dirinya, memang umurnya lebih matang dan juga cara dia memperlakukan pria kebanyakan membuat pria manapun bisa tergoda dan ingin memilikinya namun seringkali dia terlalu membatasi diri dan terkadang, terlalu mengacuhkan perasaan orang lain. Sehingga lama kelamaan akhirnya pria tersebut tidak sabaran dan akhirnya memilih dengan gadis yang lain.

Aku kembali menambahkan cerita tersebut, ada dua kemungkinan yang terjadi sebenarnya
Kuda memilih rumput karena wortel sulit diraih , rumput lebih segar dan hijau
ataukah kuda nya bego mau dikelabui dan tetap mau mengejar wortel , yang mungkin semakin lama semakin layu ?

Aku sangat menyayangi dirinya, walaupun
begitu banyak keterbatasan yang dia berikan kepada diriku
berkali-kali dia keluar dengan pria lain dan membuatku cemburu

Hingga sekarang, aku tidak bisa menjelaskan apakah hubunganku dengan dia, apa seorang sahabat atau kekasih.
Aku seringkali larut dalam kegelisahan dan ketidakpastian perasaan ini.....

Kisah kuda dan wortel menjelaskan sudut pandang pria kepada dirinya serta mencurahkan apa yang sudah lama ingin kusampaikan.
Walaupun sepertinya mendapatkan wortel yang digantung tersebut serasa tidak mungkin , namun aku tidak pernah menyerah....
Kenapa ? aku sendiri tidak tahu...
namun.....
siapa tahu suatu hari wortel terlepas dari tali yang mengikatnya selama ini ?
siapa tahu suatu kali wortel berayun-ayun dan akhirnya teraih oleh kuda juga ?

Tidak ada yang tahu....
Time will tells us what'll happen next

Berbekal harapan dan kepasrahan , aku akan tetap menjadi kuda yang bodoh tersebut.
Mungkin si kuda akan mengejarnya terus menerus hingga akhir hayatnya
mungkin juga si kuda akan mengejarnya hingga kuda tersebut sudah terlalu lelah dan akhirnya memutuskan untuk memilih rumput saja.

sumber : unknown

Wednesday, November 12, 2008

14 Guidance of Human Life

Wednesday, November 12, 2008 0
Hari ini saya mendapat email dari milist everydaymandarin dari seorang member yang kebetulan sedang jalan-jalan ke klub wushu di Delta Mas , Surabaya
Disana dia menemukan 14 kalimat bijak yang ditempel disana.
Saya rasa, Sedikit banyak filosofi dari pedoman hidup manusia ini adalah benar dan make sense untuk diikuti.
Berikut adalah 14 pedoman tersebut, semoga berguna :D

[人生十四最]
14 Pedoman Hidup Manusia
14 Guidance of Human Life

[1]
最大的敌人是自己
Musuh terutama manusia adalah diri sendiri
Life's greatest enemy is ourself

[2]
最大的失败是自大
Kegagalan terutama manusia adalah kesombongan
Life's greatest failure is arrogant

[3]
最大的无知是欺骗 / 人生最大的欺騙是無智 ?
Kebodohan terutama manusia adalah sifat menipu
Life's greatest ignorance is dupe

[4]
最大的悲哀是嫉妒
Kesedihan terutama manusia adalah rasa iri hati
Life's greatest sorrow is jealousy

[5]
最大的错误是自弃
Kesalahan terutama manusia adalah campak diri
Life's greatest erroneous is self-abandon

[6]
最可佩服的是精进
Sifat manusia yang paling terpuji adalah semangat perjuangan untuk peningkatan
Life's greatest admiration is choice of advancing

[7]
最大的欣慰是布施
Ketentraman dan kedamaian terutama manusia adalah suka berdana dan beramal
Life's greatest gratification is alms

[8]
最大的财富是建康
Harta terutama manusia adalah kesehatan
Life's greatest wealth is healthiness

[9]
最大的礼物是宽恕
Hadiah terutama manusia adalah lapang dada dan mau memaafkan
Life's greatest gift is forgiveness

[10]
最可怜的性情是自卑
Sifat manusia terkasihan adalah rasa rendah diri
Life's greatest pitiable disposotion is self-abased

[11]
最大的罪過自欺欺人
Dosa terutama manusia adalah menipu diri dan orang lain
Life's greatest sin is to deceive oneself

[12]
最大的債務是人情債
Hutang terbesar manusia adalah hutang budi
Life's greatest liabilities is a debt of human sympathy

[13]
最大的欠缺是悲智
Kekurangan terbesar manusia adalah sifat berkeluh kesah dan tidak memiliki kebijaksanaan
Life's greatest imperfection is melancholy wisdom

[14]
最大的破產是絕望
Kehancuran terbesar manusia adalah rasa putus asa
Life's greatest insolvent is despair

Special Thanks to :
)

Sunday, October 19, 2008

Push Up

Sunday, October 19, 2008 0
Ada seorang Profesor mata kuliah Religi yang bernama Dr.Christianson yang mengajar di sebuah perguruan tinggi kecil di bagian barat Amerika Serikat. Dr. Christianson mengajar ke-Kristenan di perguruan tinggi ini dan setiap siswa semester pertama diwajibkan untuk mengikuti kelas ini. Sekalipun Dr. Christianson berusaha keras menyampaikan intisari Injil kepada kelasnya, ia menemukan bahwa kebanyakan siswanya memandang materi yang diajarnya sebagai suatu kegiatan yang membosankan. Meskipun ia sudah berusaha sebaik mungkin, kebanyakan siswa menolak untuk menanggapi Kekristenan secara serius.

Tahun ini, Dr. Christianson mempunyai seorang siswa yang spesial yang bernama, Steve. Steve belajar dengan tujuan untuk melanjutkan studinya ke seminari dan mau masuk ke dalam pelayanan. Steve seorang yang popular, ia disukai banyak orang, dan seorang atlet yang memiliki fisik yang prima dan ia merupakan siswa terbaik di kelas professor itu.

Suatu hari, Dr Christanson meminta Steve untuk tidak langsung pulang setelah kuliah karena ia mau berbicara kepadanya. "Berapa push up yang bisa kamu lakukan?" Steve menjawab, "Saya melakukan sekitar 200 setiap malam." "200? �Lumayan itu, Steve," Dr. Christianson melanjutkan. "Apakah kamu dapat melakukan 300?" Steve menjawab, "Saya tidak tahu. Saya tidak pernah melakukan 300 �sekaligus." "Apakah kamu pikir kamu dapat melakukannya? " tanya Dr.Christianson. "Ok, saya bisa coba," jawab Steve.

"Saya mempunyai satu proyek di kelas dan saya memerlukan kamu untuk �melakukan 10 push up setiap kali, tapi sebanyak 30 kali, jadi totalnya 300. Dapatkah kamu melakukannya? " tanya sang profesor. Steve menjawab, "Baiklah, saya pikir saya bisa. Ok, saya akan melakukannya. " Dr Christianson berkata, "Bagus sekali! Saya memerlukan Anda untuk melakukannya Jumat ini." Dr Christianson menjelaskan kepada Steve apa yang ia rencanakan untuk kelas mereka pada Jumat itu.

Pada hari Jumat, Steve datang awal ke kelas dan duduk di bagian depan kelas. Saat kelas bermula, sang profesor mengeluarkan satu kotak besar donut. Bukan donut yang biasa tetapi yang besar dan yang punya krim di tengah-tengah. Setiap orang sangat bersemangat karena kelas itu merupakan kelas terakhir pada hari itu dan mereka bisa menikmati akhir pekan mereka setelah pesta di kelas Dr Christianson.

Dr. Christianson pergi ke baris pertama dan bertanya, "Cynthia, apakah kamu mau salah satu dari donut ini?" Cynthia menjawab, "Ya". Dr. Christianson lalu berpaling kepada Steve, "Steve, apakah kamu mau melakukan 10 push up agar Cynthia bisa mendapatkan donut ini?" "Tentu saja!" Steve lalu melompat ke lantai dan dengan cepat melakukan 10 push up. Lalu Steve kembali ke tempat duduknya. Dr.Christianson meletakkan satu donut di meja Cynthia.

Dr. Christianson lalu pergi siswa selanjutnya, dan bertanya, "Joe, apakah kamu mau suatu donut?" Joe berkata, "Ya." Dr. Christianson bertanya, "Steve, maukah kamu melakukan 10 push up supaya Joe bisa mendapatkan donutnya?"

Steve melakukan 10 push up, dan Joe mendapatkan donutnya. Begitulah selanjutnya, di baris yang pertama. Steve melakukan 10 push up untuk setiap orang sebelum mereka mendapatkan donut mereka. Di baris yang kedua, Dr. Christianson berhadapan dengan Scott. Scott seorang pemain basket, dan fisiknya sekuat Steve. Ia juga seorang yang sangat popular dan punya banyak teman wanita.

Saat profesor bertanya, "Scott apakah kamu mau donut?" Jawaban Scott adalah, "Baiklah, bisakah saya melakukan push up saya sendiri?" Dr. Christianson berkata, "Tidak, Steve harus melakukannya. " Lalu Scott berkata, "Kalau begitu, saya tidak mau donutnya." Dr. Christianson mengangkat bahunya dan berpaling kepada Steve dan meminta, "Steve, apakah kamu mau melakukan 10 push up agar Scott bisa mendapatkan donut yang tidak ia kehendaki?" Dengan ketaatan yang sempurna Steven mulai melakukan 10 push up. Scott berteriak, "HEI! Saya sudah berkata, saya tidak menginginkannya! " Dr Christianson berkata, "Lihat di sini! Ini kelas saya dan semuanya ini donut saya. Biarkan saja di atas meja jika kamu tidak menginginkannya. " Ia lalu menempatkan satu donut di atas meja Scott.

Di waktu ini, Steve sudah mulai melakukan push up dengan agak perlahan. Ia hanya duduk di lantai saja karena terlalu capek untuk kembali ke tempat duduknya. Ia mulai berkeringat. Dr. Christianson mulai di baris ketiga. Para siswa sudah mulai merasa marah. Dr Christianson bertanya kepada Jenny, "Jenny, apakah kamu mengingikan donut ini?" Dengan tegas Jenny menjawab, "Tidak." Lalu Dr. Christianson bertanya Steve, "Steve, maukah kamu melakukan 10 push up lagi agar Jenny bisa mendapatkan donut yang tidak ia mau?"

Steve melakukan 10 push up dan Jenny mendapatkan satu donut. Ruang sudah mulai dipenuhi oleh rasa tidak nyaman. Para siswa sudah mulai berkata,"Tidak! " dan semua donut dibiarkan di atas meja tanpa ada yang �memakannya. Steve sudah kelelahan dan harus berusaha keras untuk tetap terus melakukan push up untuk setiap donut itu. Lantai tempat ia melakukan push up sudah dibasahi keringatnya dan lengannya sudah mulai kemerahan.Dr Christianson bertanya kepada Robert, seorang ateis yang paling lantang suaranya kalau berdebat di kelas, apakah ia mau membantu untuk �memastikan bahwa Steve tidak curang dan tetap melakukan 10 push up untuk setiap donut karena dia sendiri sudah tidak sanggup melihat Steve melakukan push upnya.

Dr. Christianson sudah sampai ke baris ke-empat sekarang. Dan beberapa siswa dari kelas yang lain yang sudah bergabung di kelas itu dan mereka duduk di tangga. Saat profesor menghitung kembali, ternyata ada 34 siswa sekarang di kelas. Ia mulai khawatir apakah Steve dapat melakukannya. Dr. Christianson melanjutkan dari satu siswa ke siswa yang selanjutnya sampai ke akhir baris itu. Dan Steve sudah mulai bergumul. Ia membutuhkan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan push up-nya. Steve bertanya kepada Dr. Christianson, "Apakah hidung saya harus menyentuh lantai untuk setiap push up yang saya lakukan?" Dr.Christianson berpikir sejenak dan berkata, "Semuanya ini push up kamu. Kamu yang pegang kendali. Kamu bisa melakukan apa saja yang kamu mau." Dan Dr. Christianson melanjutkan ke siswa yang selanjutnya.

Beberapa saat kemudian, Jason, seorang siswa dari kelas lain dengan santai mau masuk ke kelas, dan sebelum ia melangkahi masuk, seluruh kelas berteriak serentak, "JANGAN! Jangan masuk! Kamu berdiri di luar saja!" Jason kaget karena ia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Steve mengangkat kepalanya dan berkata, "Tidak, biarkan dia masuk."

Professor Christianson berkata, "Kamu sadar bahwa jika Jason masuk, kamu harus melakukan 10 push up untuk dia?"

Steve berkata, "Ya, biarkan dia masuk. Berikan donut kepadanya." Dr.Christianson berkata, "Ok Steve. Jason, kamu mau donut?" Jason yang baru masuk ke kelas dan tidak tahu apa-apa menjawab, "Ya, tentu saja, berikan saya �donut."

Steve melakukan 10 push up dengan sangat perlahan dan bersusah payah. Jason yang kebingungan diberikan satu donut. Dr. Christianson sudah selesai dengan baris ke-empat dan mulai ke tempat siswa-siswa dari kelas lain yang duduk di tangga.

Tangan Steve sudah mulai gemetaran dan ia harus bergumul untuk mengangkat dirinya melawan tarikan gravitas. Di waktu ini, keringatnya bercucuran, dan tidak kedengaran apa-apa kecuali bunyi nafasnya yang kencang. Mata setiap orang di kelas itu mulai basah. Dua siswa terakhir adalah dua siswa perempuan yang sangat popular, Linda dan Susan.

Dr. Christianson pergi ke Linda, "Linda, apakah kamu mau donut?" Linda dengan sedih berkata, "Tidak, terima kasih"

Professor Christianson dengan perlahan bertanya, "Steve, maukah kamu melakukan 10 push up supaya Linda bisa mendapatkan donut yang tidak ia �mau?" Dengan pergumulan yang berat, Steve dengan perlahan melakukan push-up untuk Linda. Lalu Dr Christianson berpaling kepada siswa yang terakhir,Susan. "Susan, kamu mau donut ini?" Susan dengan air mata yang berlinangan di pipinya mulai menangis. "Dr Christianson, mengapa saya tidak boleh membantunya? "

Dr. Christianson, dengan mata yang berkaca-kaca berkata, "Tidak, Steve harus melakukannya sendiri; saya telah memberinya tugas itu dan ia bertanggungjawab untuk memastikan setiap orang mempunyai kesempatan untuk mendapat donut itu, tidak kira apakah mereka menginginkannya atau �tidak. Hanya Steve seorang saja yang mempunyai nilai yang sempurna. Setiap orang telah gagal dalam ujian mereka, mereka entah bolos kelas atau memberikan saya tugas yang di bawah standar. Steve memberitahu saya di latihan football, saat seorang pemain buat salah, ia harus buat push up. Saya memberitahu Steve bahwa tidak seorang pun dari kalian yang boleh datang ke pesta saya melainkan ia membayar harga dengan melakukan push up bagi kalian. Steve dan saya telah membuat perjanjian demi kalian semua."

"Steve, maukah kamu membuat 10 push up supaya Susan bisa mendapatkan donut?" Steve dengan sangat perlahan melakukan 10 push up yang terakhirnya. Ia tahu ia sudah menyelesaikan semua yang harus dia lakukan. Secara total, Steve telah melakukan 350 push up, tangannya tidak tahan lagi dan ia jatuh tersungkur ke lantai.. Dr. Christianson lalu berpaling ke kelas dan berkata, "Dan, demikianlah, Juru Selamat kita, Yesus Kristus, di atas kayu salib, ia telah melakukan semua yang dibutuhkan olehnya. Ia menyerahkan semuanya. Dan seperti mereka yang ada di ruangan ini, banyak di antara kita yang membiarkan hadiah itu begitu saja di atas meja, sama sekali tidak kita jamah."

Dua siswa mengangkat Steve dari lantai untuk duduk di kursi, walaupun sangat lelah secara fisik, Steve tersenyum bahagia. "Engkau sudah berbuat dengan baik, hambaku yang baik dan setia," kata professor dan ia menambahkan, "Tidak semua khotbah disampaikan dengan �kata-kata." Berpaling kepada kelas, profesor berkata, "Harapan saya adalah kalian dapat memahami dan sepenuhnya mengerti akan semua kekayaan kasih karunia dan rahmat yang telah diberikan kepada kalian lewat pengorbanan Yesus Kristus. Allah tidak menyayangkan putra satu-satu-Nya, tetapi menyerahkan dia untuk kita semua. Apakah kita memilih untuk menerima menolak karunia-Nya, harganya sudah lunas dibayar."

"Apakah kita akan menjadi orang yang bodoh dan yang tidak bersyukur dengan meninggalkan hadiah itu di atas meja?

Do The Best, Dont Be The Best

Setiap orang ingin sukses. Itu pasti. Apakah rahasia kesuksesan itu?
Apa yang membuat orang sukses? Apakah talenta, bakat, pendidikan
tinggi atau koneksi. Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap lulusan
Harvard yang telah lulus 20 tahun lalu, mengungkapkan bahwa 3% dari
lulusan Harvard yang menulis sasarannya dengan sangat jelas mencapai
kebebasan finansial yang jauh lebih baik dari 97% lainnya. Penelitian
ini mengungkapkan bahwa kemungkinan orang sukses jauh lebih besar,
ketika orang tersebut menuliskan sasaran (goal) dengan sangat jelas.

Orang-orang dengan talenta, bakat dan pendidikan biasa-biasa saja bisa
berhasil jauh lebih baik, jika orang itu mau menuliskan sasaran dengan
sangat jelas, fokus terhadap sasaran itu dan berusaha terus untuk
mencapainya. Sudahkah Anda menulis sasaran yang Anda ingin capai? Jika
belum, ada baiknya Anda menuliskan sasaran Anda. Bila sudah, apakah
Anda terus berusaha memberikan yang terbaik untuk mencapai sasaran
itu? Atau Anda berhenti dan menyerah di tengah jalan walau sasaran
yang Anda inginkan belum tercapai. Anda mungkin berhenti di tengah
jalan karena kehilangan motivasi atau karena sudah merasakan sedikit
keberhasilan dan puas dengan pencapaian itu.

Ada sebuah cerita menarik. Satu tim yang terdiri dari sepuluh orang
ingin melakukan pendakian gunung. Tujuannya adalah untuk persahabatan
dan membangun teamwork. Untuk mencapai puncak gunung itu kira-kira
dibutuhkan 8 jam berjalan kaki. Sebelum mulai pendakian, setiap
anggota saling memberi semangat dan motivasi. Saking bersemangatnya,
mereka sudah tidak sabar lagi ingin mendaki lereng-lereng gunung,
mengambil foto dan membayangkan mereka merayakan kemenangan ketika
mereka sudah sampai ke puncak gunung tersebut.

Mereka terus mendaki dan saling memberi semangat. Kira-kira setengah
perjalanan dari pendakian itu, ada sebuah rumah makan kecil yang cukup
menarik. Mereka berdiskusi kecil, apakah mereka berhenti disitu untuk
makan siang sebentar atau melanjutkan perjalanan sampai ke puncak
pegunungan. Setelah berdiskusi cukup lama, akhirnya mereka memutuskan
untuk berhenti beberapa menit untuk makan siang, minum kopi dan
beristirahat sejenak. Dengan latar belakang pegunungan, para pendaki
itu sangat menikmati pemandangan yang sangat indah dan menyenangkan.

Setelah mereka kenyang dan merasa nyaman, hanya lima orang dari mereka
ingin melanjutkan perjalanan sampai ke puncak. Separuh dari mereka
sudah merasa nyaman dan tidak mau melanjutkan perjalanan. Bukan karena
pendakian itu sulit. Bukan karena mereka tidak mampu. Bukan karena
mereka sudah lelah. Tetapi karena separuh dari mereka merasa sudah
cukup baik dimana mereka berada. Mereka kehilangan semangat untuk
mendaki sampai ke puncak seperti tujuan awal mereka. Mereka kehilangan
motivasi untuk melihat dan menikmati pemandangan- pemandangan baru,
pemandangan- pemandangan yang belum pernah mereka lihat. Mereka sudah
merasakan sedikit keberhasilan, dan mereka merasa ini cukup baik.
Keinginan mereka untuk memberikan yang terbaik terhalangi dengan
pencapaian yang mereka anggap cukup baik.

Sering kali kita seperti mereka. Awalnya, ketika kita baru saja
merumuskan sasaran yang ingin kita capai (biasanya diawal tahun), kita
begitu termotivasi, antusias dan bersemangat untuk mencapainya. Tetapi
setelah mencicipi sedikit keberhasilan, kita menjadi malas. kita
menjadi begitu cepat berpuas diri. Kita merasa sudah begitu nyaman
dengan dimana kita berada.

Dimana Anda berada sekarang mungkin bukanlah tempat yang buruk, itu
tempat yang nyaman, tetapi Anda tahu persis bahwa itu bukanlah tempat
dimana Anda seharusnya berada. Seorang kawan pernah berkata kepada
saya, "Dulu saya kelebihan berat badan 20 Kg, tetapi sekarang berat
badan saya telah berkurang 10 Kg, saya sudah merasa cukup baik." Saya
berkata kepada kawan itu, "Pencapaianmu memang luar biasa, itu patut
dibanggakan dan disyukuri, namun jangan berhenti sampai disitu. Kamu
sudah melakukan yang baik, tetapi itu bukan yang terbaik yang kamu
bisa lakukan. Saya yakin kamu bisa menurukan berat badan sampai 20 Kg."

Mungkin dalam keluarga dan pekerjaan, Anda sudah merasakan sedikit
keberhasilan. Syukurilah keberhasilan itu. Berterima kasihlah atas
pencapaian itu. Tetapi jangan berhenti sampai di situ. Terus bergerak.
Terus dekati sasaran Anda, sampai sasaran Anda tercapai.

Melakukan yang terbaik bukan berarti menjadi sempurna. Melakukan yang
terbaik adalah ketika Anda melakukan setiap hal dengan segenap
kemampuan yang Anda miliki. Mencoba menjadi sempurna adalah jalan
menuju kekecewaan. Tidak ada seorangpun di dunia ini dapat melakukan
segala sesuatu sempurna 100%. Dari pada menjadi sempurna, lebih baik
Anda melakukan segala sesuatu yang terbaik yang Anda bisa lakukan.

Yang saya maksudkan disini bukan juga menjadi yang terbaik, tetapi
melakukan yang terbaik. Menjadi yang terbaik dengan mengalahkan orang
lain adalah sebuah perjalanan yang sangat melelahkan dengan format
win-lose. Melakukan yang terbaik yang saya maksud adalah sebuah
tindakan yang proaktif dan dinamis. Anda harus selalu bertanya dalam
apapun yang Anda lakukan, apakah Anda sudah memberikan yang terbaik.
Sangat mungkin sekali ketika Anda terus melakukan yang terbaik, Anda
akan menjadi yang terbaik. Di dalam keluarga, apakah Anda sudah
memberikan yang terbaik kepada suami, istri, orang tua, saudara, dan
anak Anda. Di kantor, sudahkah Anda memberikan yang terbaik kepada
atasan, bawahan dan rekan-rekan kerja. Seperti kata seorang penulis
Amerika terkenal, Helen Keller, ketika Anda selalu melakukan yang
terbaik yang Anda mampu lakukan, maka akan ada keajaiban yang akan
datang dalam hidup Anda. Do the best, don't be the best.

Tips meningkatkan produktivitas Anda:

1. Tuliskan sasaran Anda dengan sangat jelas.

2. Sasaran Anda harus spesifik, terukur, realistik dan kapan ingin
dicapai.

3. Syukuri dimanapun Anda berada sekarang, tetapi jangan berhenti
dan cepat puas bila Anda belum mencapai sasaran.

4. Terus menerus lakukan yang terbaik yang bisa Anda lakukan.

5. Melakukan yang terbaik bukanlah berarti menjadi terbaik dengan
mengalahkan orang lain. Melakukan yang terbaik adalah sebuah
tindakan yang proaktif dan dinamis.

6. Melakukan yang terbaik adalah melakukan setiap hal dengan
segenap kemampuan yang Anda miliki.

Credits to :
HENDRY RISJAWAN

http://www.trainers club.or.id

Love Your Parents !

Waktu kamu berumur 1 tahun, dia menyuapi dan memandikanmu .... sebagai balasannya .... kau menangis sepanjang malam
Waktu kamu berumur 2 tahun, dia mengajarimu bagaimana cara berjalan, sebagai balasannya .... kamu kabur waktu dia memanggilmu

Waktu kamu berumur 3 tahun, dia memasak semua makananmu dengan kasih sayang ..... sebagai balasannya .... kamu buang piring berisi makananmu ke lantai
Waktu kamu berumur 4 tahun, dia memberimu pensil warna .... sebagai balasannya ..... kamu corat coret tembok rumah dan meja makan
Waktu kamu berumur 5 tahun, dia membelikanmu baju-baju mahal dan indah .... sebagai balasannya ..... kamu memakainya bermain di kubangan lumpur
Waktu berumur 6 tahun, dia mengantarmu pergi ke sekolah ... sebagai balasannya .... kamu berteriak ' N GGAK MAU ....!'
Waktu berumur 7 tahun, dia membelikanmu bola ....
sebagai balasannya kamu melemparkan bola ke jendela tetangga

Waktu berumur 8 tahun, dia memberimu es krim .... sebagai balasannya .... kamu tumpahkan dan mengotori seluruh bajumu
Waktu kamu berumur 9 tahun, dia membayar mahal untuk kursus-kursusmu, sebagai
balasannya .... kamu sering bolos dan sama sekali nggak mau belajar

Waktu kamu berumur 10 tahun, dia mengantarmu kemana saja, dari kolam renang sampai pesta ulang tahun .... sebagai balasannya .... kamu melompat keluar mobil tanpa memberi salam
Waktu kamu berumur 11 tahun, dia mengantar kamu dan temen-temen kamu kebioskop ...... sebagai balasannya .... kamu minta dia duduk di barisan lain
Waktu kamu berumur 12 tahun, dia melarangmu melihat acara tv khusus untuk orang dewasa .... sebagai balasannya .... kamu tunggu sampai dia keluar rumah
Waktu kamu berumur 13 tahun, dia menyarankanmu untuk memotong rambut karena sudah waktunya, sebagai balasannya .... kamu bilang dia tidak tahu mode
Waktu kamu berumur 14 tahun, dia membayar biaya untuk kemahmu selama liburan ..... sebagai balasannya .... kamu nggak pernah menelponnya
Waktu kamu berumur 15 tahun, pulang kerja dia ingin memelukmu ....
sebagai balasannya .... kamu kunci pintu kamarmu
Waktu kamu berumur 16 tahun, dia mengajari kamu mengemudi mobil .... sebagai balasannya ....
kamu pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa mempedulikan kepentingannya
Waktu kamu berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telpon yang penting .... sebagai balasannya .... kamu pakai telpon nonstop semalaman

waktu kamu berumur 18 tahun,
dia menangis terharu ketika kamu lulus SMA ..... sebagai balasannya .... kamu berpesta dengan teman-temanmu sampai pagi

Waktu kamu berumur 19 tahun, dia membayar semua kuliahmu dan mengantarmu
ke kampus pada hari pertama .... sebagai balasannya .... kamu minta
diturunkan jauh dari pintu gerbang biar nggak malu sama temen-temen
Waktu kamu berumur 20 tahun, dia bertanya 'Darimana saja seharian ini?'.... sebagai balasannya .... kamu
menjawab 'Ah,
cerewet amat sih, pengen tahu urusan orang'
Waktu kamu berumur 21 tahun, dia menyarankanmu satu pekerjaan bagus untuk karier masa depanmu .... sebagai balasannya .... kamu bilang 'Aku nggak mau seperti kamu'

Waktu kamu berumur 22 tahun, dia memelukmu dan haru waktu kamu lulus
perguruan tinggi .... sebagai balasanmu ..... kamu nanya kapan kamu bisa main ke luar negeri

Waktu kamu berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah
barumu ....
sebagai balasannya .... kamu ceritain ke temanmu betapa jeleknya furniture itu

Waktu kamu berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya
tentang rencana di masa depan .... sebagai balasannya .... kamu mengeluh
'Aduh gimana sih kok bertanya seperti itu'

Waktu kamu berumur 25 tahun, dia membantumu membiayai pernikahanmu ....
sebagai balasannya .... kamu pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km

Waktu kamu berumur 30 tahun, dia memberimu nasehat bagaimana merawat
bayimu .... sebagai balasannya .... kamu katakan 'Sekarang jamannya sudah beda'

Waktu kamu berumur 40 tahun, dia menelponmu untuk memberitahu pesta salah
satu saudara dekatmu .... sebagai balasannya kamu jawab 'Aku sibuk sekali,
nggak ada waktu'

Waktu kamu berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu ..... sebagai balasannya .... kamu baca tentang pengaruh negatif orang tua yang numpang tinggal di rumah anaknya

dan hingga SUATU HARI, dia meninggal dengan tenang .... dan tiba-tiba kamu
teringat semua yang belum pernah kamu lakukan .... dan itu menghantam
HATIMU bagaikan pukulan godam

MAKA ....
JIKA ORANG TUAMU MASIH ADA ... BERIKANLAH KASIH SAYANG DAN PERHATIAN LEBIH DARI YANG PERNAH KAMU BERIKAN SELAMA INI

JIKA ORANG TUAMU SUDAH TIADA .... INGATLAH KASIH SAYANG DAN CINTANYA YANG TELAH DIBERIKANNYA DENGAN TULUS TANPA SYARAT KEPADAMU

I LOVE U MOTHER

Ini adalah mengenai Nilai kasih Ibu dari Seorang anak yang mendapatkan ibunya sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur.
Kemudian dia menghulurkan sekeping kertas yang bertulis sesuatu, si ibu segera membersihkan tangan dan lalu menerima kertas yang dihulurkan oleh si anak dan membacanya.

OngKos upah membantu ibu :
1) Membantu Pergi Ke Warung Rp20.000
2) Menjaga adik Rp20.000

3) Membuang sampah Rp5.000
4) Membereskan Tempat Tidur Rp10.000
5) menyiram bunga Rp15.000
6) Menyapu Halaman Rp15.000
Jumlah : Rp85.000

Selesai membaca, si ibu tersenyum memandang si anak yang raut mukanya berbinar-binar.
Si ibu mengambil pena dan menulis sesuatu dibelakang kertas yang sama.

1) OngKos mengandungmu selama 9bulan - GRATIS
2) OngKos berjaga malam karena menjagamu - GRATIS
3) OngKos air mata yang menetes karenamu - GRATIS
4) OngKos Khawatir kerana selalu memikirkan keadaanmu - GRATIS
5) OngKos menyediakan makan minum, pakaian dan keperluanmu - GRATIS
6) OngKos mencuci pakaian, gelas, piring dan keperluanmu - GRATIS
Jumlah Keseluruhan N ilai Kasihku - GRATIS

Air mata si anak berlinang setelah membaca. Si anak menatap wajah ibu, memeluknya dan berkata, 'Saya Sayang Ibu'. Kemudian si anak mengambil pena dan menulis sesuatu didepan surat yang ditulisnya : 'Telah Dibayar' ....

Jika kamu menyayangi ibumu,'FORWARD' lah
Email ini kepada sahabat-sahabat anda.

1 orang : Kamu tidak sayang ibumu
2-4 orang : Kamu sayang ibumu
5-9 orang : Bagus! Ternyata Kamu Sayang juga Kepada Ibumu
10/lebih : Waahhhh .... Kamu akan disayangi Ibumu dan juga semua orang ...

APAKAH KAMU SAYAN G ORANGTUAMU ????
KARENA ORANGTUAMU SELALU MENYAYANGIMU.

Mother is the best super hero in the world

Credits to :

Bernadeta Ratna Dewi Wijayanti ratna_cantik01@yahoo.com

Unconditional Love

Lima tahun usia pernikahanku dengan Ellen sungguh masa yang sulit. Semakin hari semakin tidak ada kecocokan diantara kami. Kami bertengkar karena hal-hal kecil. Karena Ellen lambat membukakan pagar saat aku pulang kantor. Karena meja sudut di ruang keluarga yang ia beli tanpa membicarakannya denganku, bagiku itu hanya membuang uang saja.

Hari ini, 27 Agustus adalah ulang tahun Ellen. Kami bertengkar pagi ini karena Ellen kesiangan membangunkanku. Aku kesal dan tak mengucapkan selamat ulang tahun padanya, kecupan di keningnya yang biasa kulakukan di hari ulang tahunnya tak mau kulakukan. Malam sekitar pukul 7, Ellen sudah 3 kali menghubungiku untuk memintaku segera pulang dan makan malam bersamanya, tentu saja permintaannya tidak kuhiraukan.

Jam menunjukkan pukul 10 malam, aku merapikan meja kerjaku dan beranjak pulang. Hujan turun sangat deras, sudah larut malam tapi jalan di tengah kota Jakarta masih saja macet, aku benar-benar dibuat kesal oleh keadaan. Membayangkan pulang dan bertemu dengan Ellen membuatku semakin kesal!
Akhirnya aku sampai juga di rumah pukul 12 malam, dua jam perjalanan kutempuh yang biasanya aku hanya membutuhkan waktu 1 jam untuk sampai di rumah.

Kulihat Ellen tertidur di sofa ruang keluarga. Sempat aku berhenti di hadapannya dan memandang wajahnya. “Ia sungguh cantik” kataku dalam hati, “Wanita yang menjalin hubungan denganku selama 7 tahun sejak duduk di bangku SMA yang kini telah kunikahi selama 5 tahun, tetap saja cantik”. Aku menghela nafas dan meninggalkannya pergi, aku ingat kalau aku sedang kesal sekali dengannya.

Aku langsung masuk ke kamar. Di meja rias istriku kulihat buku itu, buku coklat tebal yang dimiliki oleh istriku. Bertahun-tahun Ellen menulis cerita hidupnya pada buku coklat itu. Sejak sebelum menikah, tak pernah ia ijinkan aku membukanya. Inilah saatnya! Aku tak mempedulikan Ellen, kuraih buku coklat itu dan kubuka halaman demi halaman secara acak.

14 Februari 1996. Terima kasih Tuhan atas pemberianMu yang berarti bagiku, Vincent, pacar pertamaku yang akan menjadi pacar terakhirku.

Hmm… aku tersenyum, Ellen yakin sekali kalau aku yang akan menjadi suaminya.

6 September 2001, Tak sengaja kulihat Vincent makan malam dengan wanita lain sambil tertawa mesra. Tuhan, aku mohon agar Vincent tidak pindah ke lain hati.

Jantungku serasa mau berhenti...

23 Oktober 2001, Aku menemukan surat ucapan terima kasih untuk Vincent, atas candle light dinner di hari ulang tahun seorang wanita dengan nama Melly. Siapakah dia Tuhan? Bukakanlah mataku untuk apa yang Kau kehendaki agar aku ketahui…

Jantungku benar-benar mau berhenti. Melly, wanita yang sempat dekat denganku disaat usia hubunganku dengan Ellen telah mencapai 5 tahun. Melly, yang karenanya aku hampir saja mau memutuskan hubunganku dengan Ellen karena kejenuhanku. Aku telah memutuskan untuk tidak bertemu dengan Melly lagi setelah dekat dengannya selama 4 bulan, dan memutuskan untuk tetap setia kepada Ellen. Aku sungguh tak menduga kalau Ellen mengetahui hubunganku dengan Melly.

4 Januari 2002, Aku dihampiri wanita bernama Melly, Ia menghinaku dan mengatakan Vincent telah selingkuh dengannya. Tuhan, beri aku kekuatan yang berasal daripadaMu.

Bagaimana mungkin Ellen sekuat itu, ia tak pernah mengatakan apapun atau menangis di hadapanku setelah mengetahui aku telah menghianatinya. Aku tahu Melly, dia pasti telah membuat hati Ellen sangat terluka dengan kata-kata tajam yang keluar dari mulutnya. Nafasku sesak, tak mampu kubayangkan apa yang Ellen rasakan saat itu.

14 Februari 2002, Vincent melamarku di hari jadi kami yang ke-6. Tuhan apa yang harus kulakukan? Berikan aku tanda untuk keputusan yang harus kuambil.

14 Februari 2003, Hari minggu yang luar biasa, aku telah menjadi Nyonya Alexander Vincent Winoto. Terima kasih Tuhan!

18 Juli 2005, Pertengkaran pertama kami sebagai keluarga. Aku harap aku tak kemanisan lagi membuatkan teh untuknya. Tuhan, bantu aku agar lebih berhati-hati membuatkan teh untuk suamiku.

7 April 2006, Vincent marah padaku, aku tertidur pulas saat ia pulang kantor sehingga ia menunggu di depan rumah agak lama. Seharian aku berada mall mencari jam idaman Vincent, aku ingin membelikan jam itu di hari ulang tahunnya yang tinggal 2 hari lagi. Tuhan, beri kedamaian di hati Vincent agar ia tidak marah lagi padaku, aku tak akan tidur di sore hari lagi kalau Vincent belum pulang walaupun aku lelah.

Aku mulai menangis, Ellen mencoba membahagiakanku tapi aku malah memarahinya tanpa mau mendengarkan penjelasannya. Jam itu adalah jam kesayanganku yang kupakai sampai hari ini, tak kusadari ia membelikannya dengan susah payah.

15 November 2007, Vincent butuh meja untuk menaruh kopi di ruang keluarga, dia sangat suka membaca di sudut ruang itu. Tuhan, bantu aku menabung agar aku dapat membelikan sebuah meja, hadiah Natal untuk Vincent.

Aku tak dapat lagi menahan tangisanku, Ellen tak pernah mengatakan meja itu adalah hadiah Natal untukku. Ya, ia memang membelinya di malam Natal dan menaruhnya hari itu juga di ruang keluarga.

Aku sudah tak sanggup lagi membuka halaman berikutnya. Ellen sungguh diberi kekuatan dari Tuhan untuk mencintaiku tanpa syarat. Aku berlari keluar kamar, kukecup kening Ellen dan ia terbangun… “Maafkan aku Ellen, Aku mencintaimu, Selamat ulang tahun…” (ts)

------------ --------- -------

Jika manusia bisa mencintai pasangannya tanpa syarat. Bayangkan, bagaimana besarnya cinta Tuhan kepada kita yang adalah ciptaanNya… anakNya… sahabatNya… saudaraNya… sehingga Ia memberikan AnakNya yang kekasih untuk mati di kayu salib bagi kita.

BKM - Buletin Komunitas Mudika Edisi Oktober 2008

Have a blessed day!
Tere

Yoh 3:16 "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal"

Credits to :

Teresia Stephany" tazmania_love333@yahoo.com

Sukses, Kaya, dan Kasih Sayang

Suatu ketika, ada seorang wanita yang kembali pulang ke rumah, dan ia
melihat ada 3 orang pria berjanggut yang duduk di halaman depan. Wanita itu
tidak mengenal mereka semua.

Wanita itu berkata: "Aku tidak mengenal Anda, tapi aku yakin Anda semua
pasti sedang lapar. Mari masuk ke dalam, aku pasti punya sesuatu untuk
mengganjal perut". Pria berjanggut itu lalu balik bertanya, "Apakah suamimu
sudah pulang?"

Wanita itu menjawab, "Belum, dia sedang keluar". "Oh kalau begitu,kami tak
ingin masuk. Kami akan menunggu sampai suami mu kembali", kata pria itu.

Di waktu senja, saat keluarga itu berkumpul, sang isteri menceritakan semua
kejadian tadi. Sang suami, awalnya bingung dengan kejadian ini, lalu ia
berkata pada istrinya, "Sampaikan pada mereka, aku telah kembali,

dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini".

Wanita itu kemudian keluar dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam.
"Maaf, kami semua tak bisa masuk bersama-sama" , kata pria itu hampir
bersamaan.

"Lho, kenapa? tanya wanita itu karena merasa heran. Salah seseorang pria itu
berkata, "Nama dia Kekayaan," katanya sambil menunjuk seorang pria
berjanggut di sebelahnya, "sedangkan yang ini bernama Kesuksesan, sambil
memegang bahu pria berjanggut lainnya. Sedangkan aku sendiri bernama
Kasih-sayang. Sekarang, coba tanya kepada suamimu, siapa diantara kami yang
boleh masuk ke rumahmu."

Wanita itu kembali masuk kedalam, dan memberitahu pesan pria di luar.
Suaminya pun merasa heran.

"Ohho...menyenangka n sekali. Baiklah, kalau begitu, coba kamu ajak si
Kekayaan masuk ke dalam. Aku ingin rumah ini penuh dengan Kekayaan."

Istrinya tak setuju dengan pilihan itu. Ia bertanya, "sayangku, kenapa kita
tak mengundang si Kesuksesan saja?

Sebab sepertinya kita perlu dia untuk membantu keberhasilan panen

ladang pertanian kita."

Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu. Ia pun ikut mengusulkan
siapa yang akan masuk ke dalam rumah. "Bukankah lebih baik jika kita
mengajak si Kasih-sayang yang masuk ke dalam?

Rumah kita ini akan nyaman dan penuh dengan kehangatan Kasih-sayang. "

Suami-istri itu setuju dengan pilihan buah hati mereka. "Baiklah, ajak masuk
si Kasih-sayang ini ke dalam.

Dan malam ini, Si Kasih-sayang menjadi teman santap malam kita."

Wanita itu kembali ke luar, dan bertanya kepada 3 pria itu.

"Siapa diantara Anda yang bernama Kasih-sayang? Ayo, silahkan masuk, Anda
menjadi tamu kita malam ini."

Si Kasih-sayang bangkit, dan berjalan menuju beranda rumah. Ohho..ternyata,
kedua pria berjanggut lainnya pun ikut serta. Karena merasa ganjil, wanita
itu bertanya kepada si Kekayaan dan si Kesuksesan. "Aku hanya mengundang si
Kasih-sayang yang masuk ke dalam, tapi kenapa kamu ikut juga?

Kedua pria yang ditanya itu menjawab bersamaan. "Kalau Anda mengundang si
Kekayaan, atau si Kesuksesan,

maka yang lainnya akan tinggal di luar. Namun, karena Anda mengundang si
Kasih-sayang, maka, kemana pun Kasih-sayang pergi, kami akan ikut selalu
bersamanya. Dimana ada Kasih-sayang, maka kekayaan dan Kesuksesan juga akan
ikut serta. Sebab, ketahuilah, sebenarnya kami berdua ini buta. Dan hanya si
Kasih-sayang yang bisa melihat. Hanya dia yang bisa menunjukkan kita pada
jalan kebaikan, kepada jalan yang lurus. Maka, kami butuh bimbingannya saat
berjalan. Saat kami menjalani hidup ini.

Kisah Sebuah Senyuman

Kisah di bawah ini adalah kisah yang saya dapat dari milis alumni Jerman, atau warga Indonesia yg bermukim atau pernah bermukim di sana .
Demikian layak untuk dibaca beberapa menit, dan direnungkan seumur hidup.

Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi.
Sang Dosen sangat inspiratif, dengan kualitas yang saya harapkan setiap orang memilikinya.
Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberi nama "Smiling."
Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan memberikan senyumnya kepada tiga orang asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksi mereka. Setelah itu setiap siswa diminta untuk mempresentasikan didepan kelas. Saya adalah seorang yang periang, mudah bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya pikir,tugas ini sangatlah mudah.

Setelah menerima tugas tsb, saya bergegas menemui suami saya dan anak bungsu saya yang menunggu di taman di halaman kampus, untuk pergi kerestoran McDonald's yang berada di sekitar kampus. Pagi itu udaranya sangat dingin dan kering. Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian, saya menyela dan meminta agar dia saja yang menemani si Bungsu sambil mencari tempat duduk yang masih kosong.
Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani, mendadak setiap orang di sekitar kami bergerak menyingkir, dan bahkan orang yang semula antri dibelakang saya ikut menyingkir keluar dari antrian.

Suatu perasaan panik menguasai diri saya, ketika berbalik dan melihat mengapa mereka semua pada menyingkir ? Saat berbalik itulah saya membaui suatu "bau badan kotor" yang cukup menyengat, ternyata tepat di belakang saya berdiri dua orang lelaki tunawisma yang sangat dekil!
Saya bingung, dan tidak mampu bergerak sama sekali.

Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki-laki yang lebih pendek, yang berdiri lebih dekat dengan saya, dan ia sedang "tersenyum" kearah saya. Lelaki ini bermata biru, sorot matanya tajam, tapi juga memancarkan kasih sayang. Ia menatap kearah saya, seolah ia meminta agar saya dapat menerima 'kehadirannya' ditempat itu.

Ia menyapa "Good day!" sambil tetap tersenyum dan sembari menghitung beberapa koin yang disiapkan untuk membayar makanan yang akan dipesan.
Secara spontan saya membalas senyumnya, dan seketika teringat oleh saya 'tugas' yang diberikan oleh dosen saya. Lelaki kedua sedang memainkan tangannya dengan gerakan aneh berdiri di belakang temannya.
Saya segera menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental, dan lelaki dengan mata biru itu adalah "penolong"nya. Saya merasa sangat prihatin setelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian itu kini hanya tinggal saya bersama mereka,dan kami bertiga tiba2 saja sudah sampai didepan counter.

Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada saya apa yang ingin saya pesan, saya persilahkan kedua lelaki ini untuk memesan duluan.
Lelaki bermata biru segera memesan "Kopi saja, satu cangkir Nona."
Ternyata dari koin yang terkumpul hanya itulah yang mampu dibeli oleh mereka (sudah menjadi aturan direstoran disini, jika ingin duduk di dalam restoran dan menghangatkan tubuh, maka orang harus membeli sesuatu). Dan tampaknya kedua orang ini hanya ingin menghangatkan badan.

Tiba2 saja saya diserang oleh rasa iba yang membuat saya sempat terpaku beberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah mereka mencari tempat duduk yang jauh terpisah dari tamu2 lainnya, yang hampir semuanya sedang mengamati mereka.. Pada saat yang bersamaan, saya baru menyadari bahwa saat itu semua mata di restoran itu juga sedang tertuju ke diri saya, dan pasti juga melihat semua 'tindakan' saya.Â

Saya baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa saya untuk ketiga kalinya menanyakan apa yang ingin saya pesan. Saya tersenyum dan minta diberikan dua paket makan pagi (diluar pesanan saya) dalam nampan terpisah.Â

Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yang ada di counter itu untuk mengantarkan nampan pesanan saya ke meja/tempat duduk suami dan anak saya. Sementara saya membawa nampan lainnya berjalan melingkari sudut kearah meja yang telah dipilih kedua lelaki itu untuk beristirahat. Saya letakkan nampan berisi makanan itu di atas mejanya, dan meletakkan tangan saya di atas punggung telapak tangan dingin lelaki bemata biru itu, sambil saya berucap "makanan ini telah saya pesan untuk kalian berdua."

Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, kini mata itu mulai basah ber-kaca2 dan dia hanya mampu berkata "Terima kasih banyak, nyonya." Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepuk bahunya saya berkata "Sesungguhnya bukan saya yang melakukan ini untuk kalian, Tuhan juga berada di sekitar sini dan telah membisikkan sesuatu ketelinga saya untuk menyampaikan makanan ini kepada kalian."
Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tidak kuasa menahan haru dan memeluk lelaki kedua sambil terisak-isak. Saat itu ingin sekali saya merengkuh kedua lelaki itu.

Saya sudah tidak dapat menahan tangis ketika saya berjalan meninggalkan mereka dan bergabung dengan suami dan anak saya, yang tidak jauh dari tempat duduk mereka. Ketika saya duduk suami saya mencoba meredakan tangis saya sambil tersenyum dan berkata "Sekarang saya tahu, kenapa Tuhan mengirimkan dirimu menjadi istriku, yang pasti, untuk memberikan 'keteduhan' bagi diriku dan anak-2ku! " Kami saling berpegangan tangan beberapa saat dan saat itu kami benar2 bersyukur dan menyadari,bahwa hanya karena 'bisikanNYA' lah kami telah mampu memanfaatkan 'kesempatan' untuk dapat berbuat sesuatu bagi orang lain yang sedang sangat membutuhkan.

Ketika kami sedang menyantap makanan, dimulai dari tamu yang akan meninggalkan restoran dan disusul oleh beberapa tamu lainnya, mereka satu persatu menghampiri meja kami, untuk sekedar ingin 'berjabat tangan' dengan kami. Salah satu diantaranya, seorang bapak, memegangi tangan saya, dan berucap "Tanganmu ini telah memberikan pelajaran yang mahal bagi kami semua yang berada disini, jika suatu saat saya diberi kesempatan olehNYA, saya akan lakukan seperti yang telah kamu contohkan tadi kepada kami."

Saya hanya bisa berucap "terimakasih" sambil tersenyum. Sebelum beranjak meninggalkan restoran saya sempatkan untuk melihat kearah kedua lelaki itu, dan seolah ada 'magnit' yang menghubungkan bathin kami, mereka langsung menoleh kearah kami sambil tersenyum, lalu melambai-2kan tangannya kearah kami. Dalam perjalanan pulang saya merenungkan kembali apa yang telah saya lakukan terhadap kedua orang tunawisma tadi, itu benar2 'tindakan' yang tidak pernah terpikir oleh saya.
Pengalaman hari itu menunjukkan kepada saya betapa 'kasih sayang' Tuhan itu sangat HANGAT dan INDAH sekali!

Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah dengan 'cerita' ini ditangan saya. Saya menyerahkan 'paper' saya kepada dosen saya. Dan keesokan harinya, sebelum memulai kuliahnya saya dipanggil dosen saya ke depan kelas, ia melihat kepada saya dan berkata, "Bolehkah saya membagikan ceritamu ini kepada yang lain?" dengan senang hati saya mengiyakan. Ketika akan memulai kuliahnya dia meminta perhatian dari kelas untuk membacakan paper saya. Ia mulai membaca, para siswapun mendengarkan dengan seksama cerita sang dosen, dan ruangan kuliah menjadi sunyi. Dengan cara dan gaya yang dimiliki sang dosen dalam membawakan ceritanya, membuat para siswa yang hadir di ruang kuliah itu seolah ikut melihat bagaimana sesungguhnya kejadian itu berlangsung, sehingga para siswi yang duduk di deretan belakang didekat saya diantaranya datang memeluk saya untuk mengungkapkan perasaan harunya.

Diakhir pembacaan paper tersebut, sang dosen sengaja menutup ceritanya dengan mengutip salah satu kalimat yang saya tulis diakhir paper saya.
"Tersenyumlah dengan 'HATImu', dan kau akan mengetahui betapa 'dahsyat' dampak yang ditimbulkan oleh senyummu itu."

Dengan caraNYA sendiri, Tuhan telah 'menggunakan' diri saya untuk menyentuh orang-orang yang ada di McDonald's, suamiku, anakku, guruku, dan setiap siswa yang menghadiri kuliah di malam terakhir saya sebagai mahasiswi. Saya lulus dengan 1 pelajaran terbesar yang tidak pernah saya dapatkan di bangku kuliah manapun, yaitu: "PENERIMAAN TANPA SYARAT."

Banyak cerita tentang kasih sayang yang ditulis untuk bisa diresapi oleh para pembacanya, namun bagi siapa saja yang sempat membaca dan memaknai cerita ini diharapkan dapat mengambil pelajaran bagaimana cara MENCINTAI SESAMA, DENGAN MEMANFAATKAN SEDIKIT HARTA-BENDA YANG KITA MILIKI, dan bukannya MENCINTAI HARTA-BENDA YANG BUKAN MILIK KITA, DENGAN MEMANFAATKAN SESAMA!

Jika anda berpikir bahwa cerita ini telah menyentuh hati anda, teruskan cerita ini kepada orang2 terdekat anda. Disini ada 'malaikat' yang akan menyertai anda, agar setidaknya orang yang membaca cerita ini akan tergerak hatinya untuk bisa berbuat sesuatu (sekecil apapun) bagi sesama yang sedang membutuhkan uluran tangannya!

Orang bijak mengatakan: Banyak orang yang datang dan pergi dari kehidupanmu, tetapi hanya 'sahabat yang bijak' yang akan meninggalkan JEJAK di dalam hatimu.

Untuk berinteraksi dengan dirimu, gunakan nalarmu. Tetapi untuk berinteraksi dengan orang lain, gunakan HATImu! Orang yang kehilangan uang, akan kehilangan banyak, orang yang kehilangan teman, akan kehilangan lebih banyak! Tapi orang yang kehilangan keyakinan, akan kehilangan semuanya! Tuhan menjamin akan memberikan kepada setiap hewan makanan bagi mereka, tetapi DIA tidak melemparkan makanan itu ke dalam sarang mereka, hewan itu tetap harus BERIKHTIAR untuk bisa mendapatkannya.

Orang-orang muda yang 'cantik' adalah hasil kerja alam, tetapi orang-orang tua yang 'cantik' adalah hasil karya seni. Belajarlah dari PENGALAMAN MEREKA, karena engkau tidak dapat hidup cukup lama untuk bisa mendapatkan semua itu dari pengalaman dirimu sendiri.

Credits to

ferry_0307@yahoo.co.id

Beware of your fantasy !

A cabbie picks up a nun. She gets into the cab, and the cab driver won't
stop staring at her. She asks him why he is staring and he replies, 'I have
a question to ask you but I don't want to offend you.'
She answers, 'My dear son, you cannot offend me. When you're as old as I am
and have been a nun as long as I have, you get a chance to see and hear just
about everything. I'm sure that there's nothing you could say or ask that I
would find offensive.'
'Well, I've always had a fantasy to have a nun kiss me.'
She responds, 'Well let's see what we can do about that: 1st, you have to be
single, and 2nd, you must be Catholic.' The cab driver is very excited and
says, 'Yes, I am single and I'm Catholic too!' The nun says, 'Okay, pull
into the next alley.' He does and the nun fulfills his fantasy.
But when they get back on the road, the cab driver starts crying. 'My dear
child', said the nun, 'why are you crying?'
'Forgive me sister, but I have sinned. I lied, I must confess, I'm married
and I'm Jewish.' The nun says, 'That's okay, my name is Kevin, and I'm on my
way to a Halloween party!'

Stress adalah Beban yang dipikul terlalu lama

Pada saat memberikan kuliah tentang Manajemen Stress, Stephen F. Covey
mengangkat segelas air dan bertanya kepada para siswanya:
"Seberapa berat menurut anda kira-kira segelas air ini?"
Para siswa menjawab mulai dari 200 gr sampai 500 gr. "Ini bukanlah masalah berat absolutnya, tapi tergantung berapa lama anda memegangnya, " kata Covey.

"Jika saya memegangnya selama 1 menit, tidak ada masalah. Jika saya
memegangnya selama 1 jam, lengan kanan saya akan sakit. Dan jika saya
memegangnya selama 1 hari penuh, mungkin anda harus memanggilkan
ambulans untuk saya. Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya
memegangnya, maka bebannya akan semakin berat."

"Jika kita membawa beban kita terus menerus, lambat laun kita tidak
akan mampu membawanya lagi. Beban itu akan meningkat beratnya," lanjut
Covey. "Apa yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut,
istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi." Kita harus meninggalkan
beban kita secara periodic, agar kita dapat lebih segar dan mampu
membawanya lagi. Jadi sebelum pulang ke rumah dari pekerjaan sore ini,
tinggalkan beban tersebut."

"Bukan beban berat yang membuat kita Stress, tetapi lamanya kita
memikul beban tersebut."


credits to
http://www.haryoardito.com

Thursday, October 16, 2008

Paradigma Berbeda, Hasil berbeda

Thursday, October 16, 2008 0
Dahulu kala ada 2 orang kakak beradik. Ketika ayahnya meninggal sebelumnya
berpesan dua hal: - Pertama :Jangan pernah
menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadamu, - Kedua: Jika mereka
pergi dari rumah ke toko jangan sampai mukanya
terkena sinar matahari.
Waktu berjalan terus. Dan kenyataan terjadi, bahwa beberapa tahun setelah
ayahnya meninggal anak yang sulung bertambah kaya
sedang yang bungsu menjadi semakin miskin. Ibunya yang masih hidup
menanyakan hal itu kepada mereka. Jawab anak yang
bungsu: "Ini karena saya mengikuti pesan ayah. Ayah berpesan bahwa saya
tidak boleh menagih hutang kepada orang yang
berhutang kepadaku, akibatnya modalku susut karena orang yang berhutang
kepadaku tidak membayar sementara aku tidak boleh
menagih". "Juga Ayah berpesan supaya kalau saya pergi atau pulang dari rumah
ke toko dan sebaliknya tidak boleh terkena sinar
matahari. Akibatnya saya harus naik becak atau andong, padahal sebetulnya
saya bisa berjalan kaki saja, tetapi karena pesan ayah
itu, akibatnya pengeluaranku bertambah banyak".
Kepada anak yang sulung yang bertambah kaya, ibupun bertanya hal yang sama.
Jawab anak sulung: "Ini semua adalah karena
saya mentaati pesan ayah. Karena Ayah berpesan supaya saya tidak menagih
kepada orang yang berhutang kepada saya, maka
saya tidak pernah menghutangkan sehingga dengan demikian modal tidak susut".
"Juga Ayah berpesan agar supaya jika saya
berangkat ke toko atau pulang dari toko tidak boleh terkena sinar matahari,
maka saya berangkat ke toko sebelum matahari terbit
dan pulang sesudah matahari terbenam. Karenanya toko saya buka sebelum toko
lain buka, dan tutup jauh sesudah toko yang lain
tutup." "Sehingga karena kebiasaan itu, orang menjadi tahu dan tokoku
menjadi laris ,karena mempunyai jam kerja lebih lama".
Kisah diatas menunjukkan bagaimana sebuah kalimat di tanggapi dengan
presepsi yang berbeda. Jika kita melihat
dengan positive attitude maka segala kesulitan sebenarnya adalah sebuah
perjalanan membuat kita sukses tetapi kita
bisa juga terhanyut dengan adanya kesulitan karena rutinitas kita .. pilihan
ada di tangan anda. 'Berusahalah melakukan
hal biasa dengan cara yang luar biasa.
Catatan
Bila kita menelaah lebih jauh, cerita singkat diatas cukup menggambarkan
bagaimana cara kita memproses informasi yang terima
ke dalam pikiran sampai membentuk persepsi dan menjadi perilaku. Jelas, dari
setiap persepsi atau paradigma dan perilaku akan
memberikan hasil yang berbeda.
Perilaku adalah buah dari Paradigma, pandangan, persepsi itulah kata
bermakna sama yang sering kita jumpai dalam keseharian.
Setiap hari kita tentu memiliki banyak paradigma/pandangan terhadap sesuatu
maupun orang dalam dunia ini. Tergambar jelas dari
bagaimana sebuah respon kita berikan. Begitu banyaknya sikap dan perilaku
yang ditampilan mengkondisikan kehidupan duniawi yang
syarat dengan kompleksitas. Contoh sederhana ketika kita mendapatkan
informasi dari teman tentang seseorang, perilaku atasan kepada
bawahan di kantor, penampilan orang lain, kebiasaan yang dilakukan orang
lain, dan masih banyak lagi stimulus orang lain yang seringkali
merefleksikan sikap dan perilaku kita terhadap kondisi tersebut. Baik atau
buruknya sebuah respon yang kita berikan bergantung bagaimana
persepsi yang berada di otak kepala.
Pahamilah paradigma dan karakter adalah dua sisi yang saling mengikat satu
sama lain. Apa yang kita lihat sangat berkaitan dengan
siapa kita. Menjadi berarti melihat dalam dimensi kemanusiaan. Dan kita
tidak bisa mengubah dapat mengubah cara pandang kita tanpa
sekaligus mengubah keberadaan kita, dan sebaliknya.
Paradigma kita adalah sumber dari mana sikap dan perilaku kita mengalir.
Paradigma sama seperti kacamata, dia mempengaruhi cara kita
melihat segala sesuatu dalam hidup kita. Bila kita melihat sesuatu melalui
paradigma prinsip yang benar, apa yang kita lihat dalam hidup
akan berbeda secara dramatis dengan apa yang kita lihat melalui paradigma
dengan pusat yang lain.
Sementara kita mengembangkan paradigma yang memberdaya kita untuk melihat
melalui lensa kepentingan ketimbang kegentingannya,
kita akan meningkatkan kemampuan kita untuk mengorganisasi dan melaksanakan
setiap minggu dari hidup kita di sekitar prioritas kita
yang lain, untuk menjalani apa yang kita katakan. Kita tidak akan bergantung
pada orang lain atau benda apa pun untuk manajemen
yang efektif atas hidup kita.
Perubahan paradigma mengubah kita ke arah yang positif atau negatif, entah
bersifat spontan atau bertahap, perubahan paradigma
menggerakan dari satu cara melihat dunia ke cara yang lain. Dan perubahan
paradigma tersebut menghasilkan perubahan yang kuat.
Paradigma kita, benar atau salah, adalah sumber dari sikap dari perilaku
kita, dan akhirnya sumber dari segala hubungan kita dengan
orang lain.
Tak salah memang perilaku yang ditampilkan secara kasat mata
mengidentifikasi dengan paradigma kita yang kita miliki terhadap sesuatu
atau siapapun, tentunya yang perlu diperiksa adalah komponen-komponen
saringan proses pikiran kita mulai dari menerima informasi
sampai dengan membuatnya menjadi perilaku, mana yang perlu kita perbaiki
apakah nilai-nilai kita, pengalaman-pengalam an kita,
meta program yang kita punya, saringan
distorsi-penghapusa n-pen-generalisa si-an atau entah saringan saja yang
mempengaruhi kita
dalam pengambilan keputusan atas reaksi atau perilaku apa yang kita lakukan.
Bisa jadi salah satu dari merekalah yang mungkin saja
mendomisasi keputusan kita. Sebuah PILIHAN, bukan ! (Mohamad Yunus) m
 
Albert Wu ◄Design by Pocket, BlogBulk Blogger Templates